Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, cenderung stabil terhadap dolar AS karena sebagian pelaku pasar sangat hati-hati mengambil posisi terkait keputusan bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Beberapa saat setelah pembukaan perdagangan, rupiah ditransaksikan pada kisaran 9.298/9.303 per dolar AS, setelah pada Rabu ditutup pada posisi 9.299/9.303. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta mengatakan, para pelaku pasar kecewa dengan penurunan suku bunga The Fed yang hanya 25 basis poin. Mereka memperkirakan penurunan bunga Fed Fund lebih dari sebelumnya. Akibatnya, rupiah yang seharus mendapat sentimen positif pasar sulit bergerak naik, bahkan penurunan bunga Fedfund sempat menekan rupiah melemah. Namun, katanya, faktor utama sulitnya rupiah menguat kemungkinan besar karena kebutuhan dolar menjelang akhir tahun ini cukup tinggi. Pelaku membeli dolar AS karena mereka ingin menyambut liburan panjang akhir tahun ini, katanya. Menurut dia, aktifitas pasar saat ini kurang bergairah karena volume perdagangan relatif kecil. Kedua mata uang bergerak pada kisaran sempit antara 9.297 hingga 9.298 per dolar AS. "Kami memperkirakan peluang rupiah untuk menguat masih ada. Apalagi, Bank Indonesia (BI) juga siap masuk pasar untuk memicu rupiah," katanya. Ia mengatakan, BI mengharapkan rupiah masih bisa bertahan di level 9.300 per dolar AS, sesuai dengan target pasar. Pergerakan rupiah stabil berada pada level antara 9.200 sampai 9.300 per dolar AS. Jika rupiah menembus level Rp9.300 per dolar AS hingga mencapai 9.400 per dolar AS, katanya, maka BI diperkirakan akan khawatir mata uang Indonesia itu semakin terpuruk. Sementara itu, dolar AS turun 0,3 persen menjadi 111,88, dan euro melemah -0,2 persen menjadi 164,70.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007