Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun di Asia, Kamis, setelah sempat meroket di atas 94 dolar karena para pialang bereaksi terhadap penurunan cadangan energi AS dan langkah baru untuk sedikit memperketat kredit. Pada perdaganga pagi, kontrak utama minyak jenis ringan untuk pengiriman Januari di New York turun 64 sen menjadi 93,75 dolar AS per barel stelah sempat melonjak 4,37 dolar dan ditutup pada 94,39 dolar per barel di New York, Rabu. Harga minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman Januari melonjak 4,03 dolar di London untuk bertahan di 94,02 dolar per barel, Rabu. Harga minyak melonjak setelah Departemen energi AS (DoE) mengatakan persediaan minyak hasil olahan di AS, termasuk minyak pemanas dan diesel, turun 800.000 barel selama sepekan sampai 7 Desember. Pasar sebelumnya memperkirakan kenaikan 500.000 barel. Minyak hasil olahan berada di bawah tingkat aman selama musim dingin di belahan utara ketika permintaan minyak pemanas meningkat. Naiknya harga minyak mentah berjangka juga dibantu langkah koordinasi yang dilakukan beberapa bank sentral dunia untuk menginjeksi lebih banyak likuiditas ke pasar keuangan dunia. Rencana itu diumumkan Bank sentral Inggris, Kanada, eurozone, Swiss, dan AS untuk membantu mengurangi kekhawatiran terjadinya pelambanan ekonomi, yang diperkirakna berdampak buruk terhadap permintaan energi. Rencana beberapa bank sentral itu memberikan "nafas bagi optimisme ekonomi," kata Antoine Halff, analis di Fimat, seperti dilaporkan AFP.
Copyright © ANTARA 2007