Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 445 Jemaah Calon Haji (JCH) kelompok terbang (kloter) 82 dari Kota Malang, Rabu, mendarat darurat di bandara internasional Soekarno-Hatta.
"Kami sudah take off dari bandara Juanda Surabaya pukul 14.45 WIB, tapi tiba-tiba ada pendaratan jam 16.00 WIB lebih," kata JCH dari Pakisaji, Malang, Saiful Hidayat.
Ketika dihubungi ANTARA Bews per-telepon dari Surabaya, ia mengatakan pendaratan darurat itu sebenarnya tidak terasa, kecuali informasi dari kru pesawat Saudi Arabian Airlines (SAA).
"Saya merasakan pesawat berputar-putar, kemudian saya melongok ke sisi kiri jendela pesawat, sepertinya ada pembuangan fuel (bahan bakar), hingga akhirnya mendarat," katanya.
Menurut dia, apa yang dilihat tampaknya dibenarkan pilot SAA yang menyebut ada gangguan pada "fuel system."
"Semua jemaah terpaksa menunggu empat jam lebih di Cengkareng dan sekarang saya sedang ada di dalam bus menuju hotel," katanya saat di-telepon pukul 21.00 WIB.
Ia mengatakan kru SAA menjanjikan akan mengupayakan pesawat cadangan, karena itu JCH dibawa ke hotel Sultan (d/h hotel Hilton) untuk menginap.
"Informasinya, kami akan diberangkatkan dari bandara Cengkareng pada Kamis (13/12) pukul 08.00 WIB, karena itu kami diinapkan di hotel Sultan dan pukul 04.00 WIB sudah harus siap-siap ke bandara lagi," katanya.
Ditanya tentang kejanggalan yang sempat dialami, ia mengatakan dirinya merasakan ada yang tidak beres sejak dari bandara Juanda.
"Rencana awal, kami akan diberangkatkan dengan pesawat paling timur dari tiga pesawat SAA di bandara Juanda, tapi ternyata ditunda dan ketika ada jemaah yang baru datang justru dimasukkan ke pesawat paling timur itu," katanya.
Menanggapi "gangguan" yang dialami JCH Kota Malang itu, Kepala Kanwil Depag Jatim H Roziqi MM mengatakan pihaknya menyesalkan SAA yang sempat tertutup tentang penyebab pendaratan darurat itu.
"Saya sendiri sempat marah-marah, karena kru SAA di Asrama Haji Embarkasi Surabaya tidak mau menjawab saat saya tanya hal itu, apalagi telepon dari orang lain," katanya.
Namun, katanya, kru SAA hanya mengatakan gangguan teknis. "Sejak keluar asrama haji sebenarnya menjadi tanggungjawab SAA, karena itu saya minta agar jemaah tidak diterlantarkan," katanya.
Apalagi, katanya, dirinya sempat menerima laporan ada seorang jemaah yang sakit. "Saya bersyukur, jemaah yang sakit akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Haji dan jemaah lainnya diinapkan di hotel," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007