Bali (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengecam dengan keras terjadinya dua serangan bom pada Selasa (11/12), di dekat kantor Mahkamah Agung dan kantor UNHCR di Aljazair, yang menyebabkan setidaknya 24 orang tewas, termasuk 10 staf PBB dan 57 luka luka. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Jurubicara Departemen Luar Negeri RI, Kristiarto Soeryo Legowo ketika dihubungi ANTARA News, Rabu. "Pemerintah RI berpandangan serangan bom tersebut merupakan tindakan pengecut dan tidak bermoral, yang bertentangan dengan nilai agama dan norma kemanusiaan," katanya menegaskan. Menurut Kristiarto, pemerintah RI mendukung setiap upaya pemerintah Aljazair untuk mengusut tuntas kejadian tersebut, dan membawa para pelakunya ke proses hukum. Pemerintah RI dan rakyat Indonesia, lanjut dia, juga menyampaikan ungkapan simpati dan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka, dan mengharapkan kepada semua pihak untuk menahan diri, guna menghindari hal hal yang lebih merugikan. "Kejadian ini mengingatkan kembali pentingnya masyarakat internasional meningkatkan kerja sama di bidang penanggulangan tindak kejahatan terorisme," katanya. Dalam kaitan ini, lanjut dia, pemerintah RI memandang penting bergulirnya proses pembahasan kerja sama di bidang penanggulangan terorisme, antara Indonesia dan Aljazair yang saat ini sedang berlangsung. Sekjen PBB Ban Ki-Moon yang tengah berada di Bali, guna menghadiri Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), juga mengemukakan keprihatinannya atas peristiwa itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007