Natuna (ANTARA News) - Bupati Natuna Daeng Rusnadi membantah penjualan lima pulau di Kepulauan Anambas kepada warga negara asing (WNA). "Itu tidak ada, yang ada warga menjual ke sesama warga," katanya usai menerima rombongan Komisi I DPR RI di Natuna, Rabu. Ia menegaskan bahwa penjualan pulau tersebut dilakukan oleh pemilik pulau secara turun temurun kepada warga Natuna juga. Pemerintah Kabupaten bersama Pangkalan Laut Tarempa, kata daeng, telah membuat Pos Pengawasan di Pulau Bawah sehingga diyakini tidak ada pulau yang dijual ke pihak asing. Komandan Pangkalan Laut Tarempa Letnan Kolonel Fauzi menambahkan, pos di Pulau Bawah untuk menunjukan pula bahwa pulau berpantai pasir putih itu milik Indonesia. Senada dengan Daeng, Fauzi juga mengatakan bahwa tidak ada pulau di Kepulauan Anambas yang dijual ke pihak asing, seperti yang diberitakan beberapa media. Menurut Fauzi, berdasarkan hasil patroli Lanal Tarempa tidak pernah menemukan aktivitas orang asing di pulau-pulau Kepulauan Natuna. "Kami memantau aktivitas di setiap pulau dan tidak ada orang asing yang beraktivitas di sana," katanya. Ia juga mengatakan, berdasarkan pantauannya tidak ada bangunan menyerupai resort di pulau-pulau Kepulauan Anambas. Komandan Pangkalan Laut Ranai Kolonel Pelaut Manahan Simonangkir juga membantah adanya pulau yang dijual ke pihak asing. "Di daerah yang menjadi lingkup Lanal Ranai, tidak ada pulau yang dijual," katanya. Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI Suryama mengatakan penjualan pulau ke pihak asing disebabkan warga tidak peka kepada dampak menjual pulau. "Mereka tidak tahu kalau menjual pulau itu telah menggadaikan kedaulatan negara," katanya kepada ANTARA News.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007