Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta nasional, Lion Air, menargetkan mampu mengangkut 17 juta orang penumpang pada 2008.
"Target itu muncul karena tahun depan armada kami terus bertambah, khususnya datangnya 12 pesawat B737-900ER," kata Corporate Communication dan Manajer Humas Lion Air, Hasyim Arsal Alhabsi di sela penerbangan perdana B737-900ER ke-6 ke Medan, Rabu.
Maskapai ini memesan 122 pesawat B737-900ER senilai 8,5 miliar dollar AS. Pada tahun ini, tujuh dari total pesawat yang dipesan hingga 2012, dijadwalkan bergabung dengan Lion Air.
Pesawat ke-7 dijadwalkan pertengahan bulan ini akan dikirim dari pabrik Boeing di Seatle, Amerika Serikat.
Menurut Hasyim, pesawat jenis itu dengan kapasitas 213 penumpang dan jam terbang pelayanan rata-rata 10 rute perjalanan per hari mampu mengangkut minimal 2.000-2.500 penumpang.
"Jadi, di atas kertas per pesawat dalam setahun mampu mengangkut 730 ribu penumpang sehingga jika 19 pesawat B737-900ER berarti sekitar 13,8 juta penumpang," katanya.
Jika ditambah dengan daya angkut 33 jenis lain yang dimiliki seperti lima unit MD-90, 16 unit MD-82, 10 unit B737-400, dan dua unit B737-300, maka total perkiraan minimal 17 juta penumpang akan tercapai.
Namun, Hasyim enggan merinci total penumpang yang diangkutnya hingga triwulan terakhir tahun ini. "Tidak etis disampaikan, meski publik sebenarnya dapat menilai," kata Hasyim.
Data Departemen Perhubungan pada 2006, sebagaimana pernah disampaikan Menhub Jusman Sayafii Djamal, Lion dari sisi volume penumpang yang diangkut, adalah maskapai terbesar.
Setelah itu, baru Garuda Indonesia, diikuti AdamAir, lalu maskapai lainnya.
Jumlah penumpang 2006 untuk penerbangan domestik saat itu, tercatat 34 juta orang, sedangkan tahun ini diperkirakan sekitar 37-38 juta orang atau tumbuh 20 persen per tahun.
Prediksi 2008
Terkait dengan evaluasi sektor ini pada 2007 dan perkiraannya pada 2008, Hasyim menyebut, secara nasional, penerbangan domestik tahun depan masih akan tumbuh sekitar 20-35 persen.
"Pertumbuhan sebesar itu adalah realistis dan minimal karena pasar domestik masih tetap potensial," katanya.
Apalagi, lanjutnya, bila hal itu disokong oleh ekonomi makro seperti harga minyak dunia yang diperkirakan terus menurun.
Sementara itu, tegasnya, pemerintah masih terus menata dan tidak akan mengerem laju pertumbuhan penerbangan domestik melalui konsep "hub dan spoke"-nya (pengumpul dan pengumpan).
"Kami dengar, banyak izin maskapai baru domestik berjadwal yang khusus melayani wilayah-wilayah pengumpan sedang diproses oleh regulator," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007