Bekasi (ANTARA News) - Sekitar 300 pekerja PT Panasonic Electronic Devices Indonesia (Pedida), sejak Rabu pagi memblokir pintu gerbang perusahaan tersebut, untuk mengantisipasi agar pemilik perusahaan tidak memindahkan mesin produksi ke Batam. Di depan halaman perusahaan produsen elektronik itu, ratusan karyawan terus mengawasi situasi dan melarang truk kontainer masuk pabrik untuk mengangkut puluhan mesin produksi, kata Sekretaris Pimpinan Unit Kerja (PUK) PT Pedida, Suyana di Cibitung, Kabupaten Bekasi. Pemblokiran pintu gerbang perusahaan itu menyusul adanya indikasi bahwa pemilik pabrik akan memindahkan puluhan mesin produksi ke Batam. Selain itu, juga terkait dengan adanya surat dari manajemen perusahaan yang menyebutkan, mulai 28 September 2007 pabrik kesulitan keuangan dan terus merugi sehingga terpaksa ditutup. Dalam orasinya, ratusan pekerja mendesak pimpinan perusahaan segera berdiskusi dengan perwakilan karyawan untuk membahas kelangsungan produksi karena menyangkut hajat hidup orang banyak. "Kami akan terus memblokir pintu gerbang pabrik ini, karena kalau kami lengah pemilik perusahaan akan mengangkut puluhan mesin produksi elektronik ke Batam dan membuka usaha di sana, sehingga karyawan terlantar terkena pemutusan hubungan kerja," ujar Suyana. Dalam orasinya, para pekerja merasa tidak percaya jika perusahaan merugi, karena masih banyak order dan hasil produksinya juga laku di pasaran. Lia, salah seorang pekerja mengatakan, seharusnya manajemen perusahaan menggelar dialog dengan perwakilan karyawan untuk memecahkan persoalan tersebut. Tetapi, kenyataannya, pemilik pabrik justru melayangkan surat kepada seluruh karyawan yang jumlahnya mencapai 1.531 orang bahwa perusahaan tutup. "Kami sampai bulan ini tetap menerima gaji, tapi dibalik itu pemilik perusahaan mengatakan pabrik merugi karena sepi order, itu kan tidak masuk akal," ujarnya. Ada sejumlah informasi yang mengkhawatirkan antara lain, sejak dua tahun terakhir perusahaan tersebut kesulitan keuangan, sehingga akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap seluruh pekerja. Tetapi, informasi yang juga diterima oleh sejumlah pekerja menyebutkan, perusahaan tidak merugi namun pemiliknya sengaja akan mengalihkan usahanya ke Batam. "Jika hal itu terbukti, maka pemilik perusahaan produksi elektronik itu membohongi pekerja dan harus diselesaikan sesuai aturan hukum," kata Lia. Untuk mengantisipasi tindakan anarkis, ratusan polisi berjaga-jaga di sekitar lokasi pabrik. Hingga berita ini diturunkan, aksi tersebut masih berlangsung dan perwakilan pekerja mendesak digelar dialog kedua belah pihak. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007