Surabaya (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara X (Persero) menargetkan areal tanam tembakau pada 2019 seluas 510 hektare dengan jumlah produksi diproyeksikan 9.460 ton dan produktivitas rata-rata 18,55 ton per hektare.
Kegiatan tanam perdana tembakau dilakukan Direktur Operasional PTPN X Aris Toharisman di Kebun Ajong Gayasan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu.
Acara tanam perdana daun hijau (sebutan tembakau) ini sebelumnya didahului dengan sebar pillen yang telah dilakukan pada 4 April 2019.
Menurut Aris Toharisman, PTPN X tahun ini melakukan sejumlah perbaikan pola budi daya yang ditunjang dengan inovasi-inovasi pada sisi pemasaran. Keseluruhan perbaikan itu mengacu pada evaluasi kinerja produksi tahun 2018.
“Perbaikan dan inovasi akan diterapkan di segala hal, baik di sisi on farm (tanaman), pengolahan, manajemen, hingga pemasaran,” kata Aris dalam keterangan tertulisnya.
Hingga triwulan pertama 2019, PTPN X mampu menjual tembakau sejumlah 742 ton ke pasar ekspor dengan membukukan nilai penjualan sebesar Rp109 miliar.
Produk tembakau untuk bahan cerutu itu dikirim ke negara-negara Eropa dan Amerika. Pada tahun ini juga akan ada beberapa pasar baru untuk pengiriman tembakau PTPN X, yaitu Hungaria, Jerman dan Turki.
Aris optimistis target yang dicanangkan perusahaan akan tercapai, karena didukung dengan kualitas tembakau yang selalu terjaga dan sesuai dengan permintaan pasar.
“PTPN X selalu berupaya menjaga kualitas produk tembakaunya, sehingga tembakau yang dihasilkan selalu sesuai dengan permintaan pasar. Saya optimistis target-target tahun 2019 ini mampu tercapai bahkan terlampaui,” ujarnya.
Terkait areal tanam, tembakau rencananya ditanam di Kebun Ajong Gayasan dan Kertosari, Jember, seluas 500 hektare dan di Kebun Klaten seluas 10 hektare.
Tembakau yang ditanam adalah jenis Tembakau Bawah Naungan (TBN). Sedangkan untuk target kualitas NW masing-masing Kebun Ajong Gayasan dan Kertosari adalah sebesar 35 persen.
Baca juga: PTPN X targetkan produksi gula 352.184 ton
Baca juga: Rini: PTPN bakal transformasi jadi BUMN agrikultur modern
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019