Kudus (ANTARA) - Rumah Sakit Mardi Rahayu Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki program layanan antar obat pasien rawat jalan ke tempat tinggalnya secara gratis untuk memudahkan pasien agar tidak perlu antre lama di apotek.
"Layanan antar obat pasien secara gratis kami berlakukan sejak awal April 2019," kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus Pujianto di Kudus, Minggu.
Program layanan antar obat pasien secara gratis tersebut, kata dia, dinamakan "halodoc" yang pengantarannya menggunakan jasa transportasi daring atau online.
Dalam rangka melayani pasien yang obatnya diantar ke rumah, maka di lokasi dekat pengurusan obat-obatan disediakan gerai halodoc.
"Pasien yang ingin memanfaatkan layanan antaran gratis bisa berkomunikasi dengan petugas di gerai halodoc dengan memenuhi sejumlah persyaratan," ujarnya.
Di antaranya, harus sudah melunasi semua biaya pelayanan rumah sakit di kasir yang tersedia.
Saat pembayaran di kasir, katanya, pasien akan diberikan penjelasan tentang tata cara minum obat.
Ia mengingatkan bahwa layanan antaran obat secara gratis khusus untuk pasien di dalam Kota Kudus dengan jarak maksimal 40 kilometer.
"Layanan tersebut kami berlaku selama tiga bulan. Selanjutnya akan kami evaluasi efektivitasnya," ujarnya.
RS Mardi Rahayu Kudus sejak ada program rujukan berjenjang yang berdampak pada penurunan jumlah pasien rawat jalan, justru banyak berinovasi.
Sebelumnya, rumah sakit swasta dengan pelayanan terbaik di Kudus itu mulai mensosialisasikan komitmennya kamar tersedia tanpa ada beban tambahan biaya bagi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN).
Komitmen tersebut bertujuan memberikan kemudahan bagi pasien yang memerlukan rawat inap untuk mendapatkan perawatan tanpa dipusingkan tambah biaya ketika naik kelas karena kamar sesuai hak kelas penuh atau menunggu lama untuk mendapatkan kamar sesuai hak kelas.
Ketika kamar sesuai hak kelasnya penuh atau belum tersedia, maka pasien bisa ditempatkan sementara bahkan sampai kelas tertinggi di ruang VIP.
Kabar terbaru, kapasitas pelayanan hemodialisis ditingkatkan secara bertahap dari tujuh mesin hemodialisis menjadi 24 mesin hingga akhir 2019 sehingga jumlah pasien yang dilayani semakin bertambah menyusul semakin meningkatnya jumlah pasien cuci darah.
Baca juga: Pengantaran obat gratis Banyuwangi masuki inovasi terbaik
Baca juga: Banyuwangi gandeng PT Pos antar obat warga
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019