Jakarta (ANTARA News) - Potensi kemenangan yang akan dicapai pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla bila masih mengagendakan duet kepemimpinannya, jauh lebih besar dibanding melepaskan duet itu. Demikian pendapat Center for Information and Development Studies (Cides) Indonesia dalam paparan akhir tahunnya terkait situasi politik Indonesia, di Jakarta, Rabu. "Pengaruh keduanya secara bersama-sama makin besar dan mereka masih mampu menuntaskan pekerjaan-pekerjaan yang dijanjikannya pada Pemilu yang lalu," kata Direktur Eksekutif Cides, Syaganda Nainggolan, di sela-sela "Paparan Akhir Tahun Cides Menelaah Kebijakan Ekonomi dan Politik SBY - JK tahun 2007." Lebih lanjut, Cides memandang persoalan kepemimpinan nasional merupakan masalah krusial baik pada 2007 maupun tahun mendatang karena dekatnya Pemilu 2009. Duet SBY-JK dituntut tetap sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan nasional dengan tetap bersatu dan konsentrasi pada hingga akhir masa jabatannya. "Bila tidak dilakukan, gejolak politik akan sangat besar dan mengganggu agenda pembangunan yang akhirnya menyengsarakan rakyat," kata Ketua Desk Politik Cides, E Sofia. Dalam pandangan Cides, lanjut dia, konsolidasi kepemimpinan nasional segera perlu dilaksanakan. Elit-elit politik dan pemerintah harus memahami demokrasi dan mentaati demokrasi. "Sikap saling menyalahkan sudah seharusnya ditinggalkan," katanya. Lebih lanjut, Cides Indonesia juga mengusulkan Pilpres mendatang menerapkan persyaratan 15 persen dari jumlah kursi DPR atau 20 persen perolehan suara yang sah. "Persyaratan itu untuk memantapkan dukungan parlemen atas Presiden atau Wakil Presiden terpilih," katanya. Terkait usulan Lemhanas tentang penunjukan langsung Gubernur, Cides Indonesia memandang perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam guna menciptakan pemerintahan yang efesien dan efektif. (*)
Copyright © ANTARA 2007