Jambi (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jambi mendukung kebijakan pimpinan TNI mengizinkan personelnya berjilbab, karena itu dinilai sebagai suatu kemajuan militer di Indonesia. "Kita sangat mendukung kebijakan pimpinan TNI seperti disampaikan Kadispen Umum Mabes TNI, Kolonel Ahmad Yani Basuki, yang pada prinsipnya tidak ada larangan TNI wanita berjilbab yang aturannya sedang dikaji," kata Ketua MUI Jambi, Prof DR Sulaiman Abdullah, di Jambi, Rabu. Alasan pendapat Guru Besar agama Jambi itu karena jilbab tidak menghalangi wanita dalam menjalankan tugasnya. Busana Muslim dan jilbab sudah diterapkan dan dicontohkan oleh Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) di Aceh, dan terbukti tidak merusak provesionalisme serta mengganggu tugas mereka. Selain itu diyakini pakaian tersebut akan menambah simpatik masyarakat pada petugas, karena berjilbab adalah salah satu perintah agama yang harus dijalankan. Busana Muslim kini juga sudah menjadi trend atau pakaian nasional yang harus disosilisasikan, bila perlu pimpinan Polri juga melakukan hal yang sama. Hampir di semua tempat dan kegiatan banyak wanita menggunakan jilbab, bahkan dalam olahraga sekali pun seperti main bulutangkis, bola voli dan renang. Namun yang paling mendasar bagi wanita Muslim, berjilbab adalah hak untuk melaksanakan perintah agama, dan itu perlu dihargai oleh pengambil kebijakan. (*)
Copyright © ANTARA 2007