Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah kembali turun di bawah 90 dolar AS di Asia, Rabu, setelah sejenak mengangkasa menyusul penurunan tingkat suku bunga di AS sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Pada perdagangan pagi, kontrak minyak jenis ringan untuk pengiriman Januari di New York lebih rendah 52 sen menjadi 89,50 dolar. Kontrak itu melonjak 2,16 dolar untuk ditutup pada 90,02 dolar per barel pada perdagangan di New York, Selasa. Minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman Januari lebih rendah 44 sen menjadi 89,55 dolar per barel setelah merangkak 1,95 dolar di London, Selasa. Harga minyak terdorong lebih tinggi karena pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) Selasa namun turun tipis setelah bank sentral menurunkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin. Kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi di AS, konsumen energi terbesar di dunia, memperbesar dorongan harga minyak dalam beberapa pekan ini. Setelah melaju sampai rekor tertinggi mendekati 100 dolar pada akhir November, harga kembali turun karena kekhawatiran pelambanan ekonomi di AS yang mengurangi permintaan. "Saya fikir orang tidak akan mau membeli lebih dari 90 dolar," kata Tetsu Emori, manajer keuangan di Astmax Tokyo. Dia mengatakan spekulasi dalam jangka pendek mengalami kerugian besar setelah harga minyak naik sejenak. Emori mengabaikan pengaruh penurunan tingkat suku bunga Fed terhadap harga minyak. Menguatnya dolar mengecilkan permintaan terhadap barang yang dihargai dengan dolar, seperti minyak mentah, untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007