Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga acuannya, BI Rate, hingga awal tahun depan, karena sebelumnya telah menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 8,25 persen menjadi 8,00 persen. "Kecenderungan inflasi tinggi merupakan faktor utama yang menghambat BI Rate tidak akan lagi diturunkan suku bunganya, meski bank sentral AS (The Fed) pada Januari tahun depan kembali akan memangkas suku bunganya," kata Pengamat Pasar Uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu. Dikatakannya BI akan menurunkan BI Rate apabila faktor fundamental ekonomi membaik. Berbagai hal yang terjadi masih belum dapat diatasi dengan baik, seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran yang belum berubah. BI Rate diperkirakan masih tetap berada di level 8 persen sampai awal tahun depan, ujarnya. Perbankan nasional sebelumnya mengharapkan BI Rate akan turun lagi pada awal tahun depan yang akan mendorong suku bunga kredit bank juga turun, sehingga permintaan kredit dari nasabah akan semakin meningkat. Edwin Sinaga mengemukakan perbankan mengharapkan BI Rate kembali turun, namun sampai awal tahun 2008 diperkirakan sulit untuk bisa kembali turun. BI Rate yang sejak 2007 terus turun hingga mencapai 175 basis poin mendorong suku bunga kredit perbankan sampai saat ini mencapai level 10 hingga 11 persen. Ekonomi nasional akan semakin tumbuh apabila suku bunga kredit bank berkisar antara 9 sampai 10 persen, namun pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dikhawatirkan akan melambat, karena gejolak ekonomi global yang cenderung melemah, katanya. Gejolak kenaikan harga minyak mentah dan kasus subprime mortgage serta pengaturan pengetatan kredit di AS merupakan faktor yang menghambat tumbuhnya ekonomi global, imbuhnya. Melemahnya pertumbuhan ekonomi AS merupakan hambatan yang besar bagi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia, mungkin dengan tumbuhnya ekonomi China dan India, maka kawasan Asia cenderung masih tetap berjalan dengan baik, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007