Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Rabu pagi turun tajam hingga melewati batas psikologis Rp9.300 per dolar AS, setelah bank sentral AS (The Fed) menurunkan bunganya sebesar 25 basis poin.
Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.301/9.306 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.275/9.277 per dolar AS atau melemah 26 poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu, mengatakan penurunan bunga The Fed hanya merupakan berita biasa, karena sebelumnya sudah diantisipasi pasar.
"Karena pada Januari nanti (tahun depan), The Fed akan kembali menurunkan suku bunganya," ujarnya.
Menurut dia, penurunan bunga fed fund oleh The Fed tidak akan mendorong Bank Indonesia (BI) akan segera mengikuti langkah tersebut.
BI kemungkinan akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate) pada level 8 persen, apalagi inflasi pada bulan berikutnya cenderung meningkat, katanya.
Diktakannya, penurunan BI Rate akan terjadi lagi apabila faktor fundamental ekonomi membaik dan inflasi yang terjadi makin menurun.
"Kami optimis bunga BI Rate sampai akhir tahun akan tetap bertengger di level 8 persen," ucapnya.
Menurut dia, posisi rupiah saat ini dinilai masih stabil karena masih berada pada level Rp9.300 per dolar AS, namun apabila mencapai level Rp9.400 per dolar AS, BI kemungkinan mulai khawatir.
BI akan menjaga dan masuk pasar berusaha menahan gejolak rupiah agar tetap berada di koridor antara Rp9.200 sampai Rp9.300 per dolar AS, katanya.
Sementara itu, dolar AS terhadap yen menguat 0,25 persen menjadi 110,90 yang sebelumnya terpuruk hingga di level 112,15 dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,4660, dan terhadap yen naik 0,3 persen menjadi 163,60.
Dolar AS menguat terhadap yen, karena pelaku kecewa dengan penurunan bunga The Fed yang hanya sekitar 25 basis poin menjadi 4,25 persen, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007