Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden COP-13, Rachmat Witoelar, Rabu pagi, mengajak seluruh delegasi sidang Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) untuk mengheningkan cipta bagi para korban bom Aljazair. "Untuk mengenang para korban mari kita mengheningkan cipta sejenak," kata Rachmat sebelum acara pembukaan UNFCCC di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali. Menurut Rachmat, aksi serangan bom mobil Selasa terhadap kantor PBB di Aljazair adalah hal yang sangat tidak manusiawi. "Hati kami bersama dengan para korban," katanya. Rachmat, yang juga Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, kemudian berdiri diikuti oleh para delegasi termasuk sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan antara lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PM Australia Kevin Rudd, PM Papua Nugini Sir Michael T Somare, Presiden Maladewa Maumoon Abdul Gayoom dan PM Singapura Lee Hsien Loong. Sementara itu, pada kesempatan sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatakan bahwa tidak ada cukup kata-kata yang dapat mewakili rasa terkejut dan marahnya menyusul serangan bom mobil terhadap fasilitas PBB di Aljazair itu. Ban mengatakan bahwa aksi penyerangan terhadap petugas sipil yang bekerja bagi urusan kemanusiaan di bawah bendera PBB adalah sebuah tindakan yang tidak dapat dibenarkan oleh siapa pun juga, bahkan dalam sistem politik yang paling barbar sekalipun. "Pelaku di balik kejahatan ini tidak akan dapat lolos dari hukuman terberat yang berlaku baik dari pemerintah Aljazair ataupun masyarakat internasional,"katanya. Satu ledakan merobek bagian depan kantor lembaga pengungsi PBB, sementara satu bom lagi di luar Mahkamah Agung Aljazair, sehingga menewaskan sejumlah mahasiswa di dalam bus yang sedang lewat. Departemen Dalam Negeri Aljazair menyebutkan jumlah korban jiwa sebanyak 26, sementara sumber-sumber rumah sakit mengatakan sedikitnya 62 orang telah tewas. Namun ada juga yang menyebutkan korban tewas mencapai 52 orang. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007