Brisbane (ANTARA News) - Kubu oposisi Australia meminta Perdana Menteri Kevin Rudd agar memanfaatkan Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Bali untuk mendorong negara-negara lain mengikuti komitmen Australia menyediakan dana 200 juta dolar AS bagi perlindungan hutan tropis. Juru Bicara Masalah Lingkungan Hidup dari Kubu Oposisi, Greg Hunt, seperti dikutip ABC, Rabu, mengatakan perlindungan terhadap hutan hujan tropis dari deforestasi sangat penting bagi pengurangan emisi gas rumah kaca. "Ini cara yang sangat sederhana. Dua puluh persen emisi dunia atau delapan miliar ton karbon dioksida per tahun, berasal dari pengrusakan hutan hujan tropis dunia," katanya. Karena itu, seandainya Australia ingin meretas jalan bagi pengurangan emisi dalam lima tahun mendatang, Australia harus mengambil keputusan di Bali mengenai pentingnya melindungi hutan, katanya. "Kami menyediakan 200 juta dolar untuk mendukung Inisiatif Global tentang Hutan dan Iklim (GIFC). Sekarang waktunya bagi PM Rudd untuk melanjutkan inisiatif itu dan membawa serta negara-negara lain," katanya. PM Rudd berada di Bali dari Selasa hingga Kamis. Terkait dengan Inisiatif GIFC, Juli lalu, mantan Menlu Alexander Downer mengatakan, Australia akan menyumbangkan 11,7 juta dolar kepada Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan Bank Dunia. "Dana ini akan membantu negara-negara mitra mengembangkan insentif bagi pelestarian hutan dan investasi dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan," katanya. Pada acara peluncuran program fasilitas kemitraan karbon hutan Bank Dunia di Bali, Selasa (11/12), Menteri Lingkungan Hidup, Warisan, dan Seni Australia, Peter Garrett, kembali menegaskan komitmen pemerintah Australia pada program Bank Dunia tersebut. "Saya sekarang bersama mereka yang meyakini pentingnya REDD (Reduced Emissions from Deforestation and Degradation)," katanya. Namun, ia mengingatkan pentingnya faktor manusia diperhatikan karena keberhasilan program REDD dalam jangka panjang sangat bergantung pada penghormatan terhadap prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan sosial. "Negara-negara akan terus mendayagunakan hutan-hutan mereka untuk kepentingan pembangunan. REDD memberi peluang tidak hanya untuk melindungi hutan tetapi juga mendukung praktik pengelolaan hutan secara berkelanjutan," katanya. Menurut Garrett, setidaknya ada 60 juta orang di Indonesia yang menggantungkan kehidupannya pada hutan. Mereka selayaknya dapat memetik manfaat dari program REDD ini dan Australia berkomitmen memberikan dukungan teknis dan pendanaan kepada Indonesia bagi persiapan program pilot proyek REDD. (*)
Copyright © ANTARA 2007