Sekarang modal 15 juta dolar bisa menjanjikan pendapatan 239 juta dolar itu kecil. Lihat cara (bisnis) baru Alibaba, Gojek. Gojek tidak punya satu pun motor, tapi jadi perusahaan transportasi terbesar di Asia Tenggara.
Hangzhou (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali mendukung langkah PT Garuda Indonesia (Persero) mencari pendapatan selain tiket penumpang.
"Garuda pakai cara baru. Cari sumber pendapatan di luar tiket penumpang," kata Rheinald Kasali saat ditemui di markas Alibaba Group di Kota Hangzhou, China, Jumat (10/5).
Bahkan, Rheinald menilai positif langkah Garuda berkolaborasi dengan perusahaan rintisan melalui pendekatan ekonomi digital.
"Ada yang mengatakan Mahata (PT Mahata Aero Teknologi, mitra kerja Garuda) modalnya cuma 15 juta dolar, tapi kok bisa janjikan pendapatan Garuda 239 juta dolar. Ga masuk akal, katanya. Ini cara berpikir lama, modal harus besar," kata Komisaris Utama PT Angkasa Pura II itu.
Menurut Rhenald, perusahaan-perusahaan besar menggunakan pola pikir lama bahwa untuk bisa mendapatkan modal besar harus punya kolateral sehingga yang kata makin bertambah kaya.
"Sekarang modal 15 juta dolar bisa menjanjikan pendapatan 239 juta dolar itu kecil. Lihat cara (bisnis) baru Alibaba, Gojek. Gojek tidak punya satu pun motor, tapi jadi perusahaan transportasi terbesar di Asia Tenggara. Valuasinya lebih besar daripada Blue Bird, lebih besar daripada Garuda," ujarnya.
Mahata, lanjut dia, memiliki terobosan baru yang disebutnya "freemium". Jaringan Wifi di dalam kabin pesawat yang sebelumnya dikategorikan sebagai fasilitas pelayanan premium, tiba-tiba digratiskan oleh Mahata.
"Pendapatannya dari data. Gojek bisa kaya dari data. Dengan begitu kalau kita hitung, penumpang Garuda, Citilink, dan Sriwijaya totalnya 65 juta dalam satu tahun, maka sudah berapa pendapatan dari pemasang iklan," katanya.
Demikian pula dengan rencana Garuda yang juga akan memperkuat bisnis kargonya dengan rencana pembelian 100 unit drone buatan China.
"Bandara akan punya cargo village di dalam kawasan, Garuda akan kembangkan pesawat kargo. Kalau orang Jakarta, misalnya, ingin durian Ucok di Medan, maka pedagang akan pakai drone ke Airport. Garuda yang mengatur kargonya ke Jakarta yang kemudian bisa langsung diantar ke rumah konsumen," ujarnya.
Menurut dia, perusahaan penerbangan saat ini sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan pendapatan dari sektor penjualan tiket penumpang, apalagi di tengah ketatnya persaingan pesawat berbiaya rendah.
Garuda berencana mengembangkan bisnis kargonya dengan menandatangani nota kesepahaman bersama Beihang University Beijing untuk pengadaan sekitar 100 unit drone yang mampu mengangkut logistik setara dua truk.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019