Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada Selasa sore kembali melemah, karena pelaku pasar membeli dolar AS, dan menunggu hasil sidang bank sentral AS (The Fed) yang akan memutuskan mengenai penurunan suku bunga. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.273/9.275 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.266/9.275 atau melemah tujuh poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar berspekulasi membeli dolar AS menjelang The Fed menurunkan suku bunganya. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga Fedfund pada hari berikut yang berkisar antara 25 basis poin hingga 50 basis poin, katanya. Oleh karena itu, dia mengemukakan, sebagian besar pelaku pasar masih berdiam diri, mereka menunggu keputusan The Fed mengenai suku bunga pada hari berikut. Akibatnya, aktivitas perdagangan uang di pasar domestik kurang bergairah, karena mereka memfokuskan perhatian pada sidang The Fed yang masih berlangsung pada hari ini, katanya. Kenaikan dolar AS relatif kecil itu, apalagi dolar AS di pasar regional cenderung menguat. Dolar AS terhadap yen naik 0,2 persen menjadi 111,90, sedangkan euro stabil terhadap dolar AS pada 1,4710, dolar Australia naik 0,3 persen menjadi 99,05 yen. Rupiah, menurut dia, kemungkinan akan kembali menguat lebih besar, setelah The Fed mengumumkan penurunan suku bunganya. Karena, pelaku asing diperkirakan akan kembali memasuki pasar Indonesia dengan menempatkan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi melihat perbedaan suku bunga rupiah terhadap dolar AS tetap tinggi, katanya. Ia mengatakan, penurunan suku bunga The Fed akan mendorong rupiah mendekati level Rp9.200 per dolar AS, meski saat ini pergerakan kedua mata uang itu berada dalam kisaran antara Rp9.250 hingga Rp9.280 per dolar AS. Rupiah saat ini dinilai cukup bagus dengan posisi berada di bawah level Rp9.300 per dolar AS, karena peran Bank Indonesia (BI) yang terus menjaga kestabilan mata uang lokal itu, ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007