Nusa Dua (ANTARA News) - Negara-negara berkembang menginginkan skenario Dana Adaptasi ditentukan oleh negara-negara berkembang sendiri, meskipun Global Environment Facility (GEF) yang menjadi pengelola dana tersebut sehari-hari (sekretariat) dibentuk oleh World Bank. "Dana adaptasi itu milik negara-negara berkembang, yang merupakan potongan sebesar dua persen dari dana CDM (Mekanisme Pembangunan Bersih-red) negara berkembang," kata Koordinator Kelompok Kerja Subsidiary Board of Implementation (SBI) Mahendra Siregar dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali, Selasa. Karena itu struktur pengelolaannya harus menurut kepentingan dan suara dari negara-negara berkembang bukan menurut selera negara-negara maju. Dana adaptasi yang sedang ditunggu-tunggu negara berkembang ini sudah disepakati di tingkat pejabat tinggi tetapi masih perlu disahkan dalam pleno untuk menjadi suatu keputusan di tingkat Menteri. "Kami menginginkan GEF yang benar yang mewakili anggota-anggotanya jadi ditentukan oleh suatu Dewan Adaptasi (Adaptation Council) yang anggotanya merupakan wakil dari negara-negara berkembang," katanya. Jadi meski GEF adalah pelaksana sehar-hari dari pengelolaan Dana Adaptasi itu namun pendanaannya, prosedur dan programnya dituangkan secara tegas dalam suatu perjanjian dan diawasi serta dinilai kinerjanya melalui suatu mekanisme yang juga ada dalam perjanjian. Negara berkembang diharapkan bukan saja bisa mengakses dana itu tetapi juga memiliki semangat bagaimana memperbaiki proposal dan program yang sebenarnya memiliki banyak kekurangan, dan bukan semangat untuk melakukan seleksi seperti yang dikhawatirkan, katanya. Menurut dia, saat ini GEF sebagai suatu organisasi sudah berjalan dan sedang mempersiapkan kriteria seperti misalnya apa yang akan dikembangkan dari dana itu, mana yang bisa didanai dan lain-lain. Sementara itu Ketua Delegasi RI Emil Salim mengatakan prinsip dari pengelolaan dana adaptasi adalah negara berkembang yang menjadi majikan dari dana itu karena berasal dari potongan dana CDM negara berkembang sendiri meskipun negara maju turut mendanainya. "Dengan demikian kami yang mengarahkan mau ke mana, apakah akan membuat pengurangan emisi menjadi lebih baik atau bagaimana, negara berkembang dalam G77 seharusnya kompak memperjuangkan ini," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007