Jakarta (ANTARA News)- Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 6 persen, meski ada kekhawatiran atas gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia dan kasus subprime mortgage (kasus gagal bayar kredit sektor perumahan) di Amerika. "Pertumbuhan ekonomi masih di atas 6 persen, karena pemerintah telah mengantisipasi gejolak kenaikan harga minyak dunia berbagai faktor negatif lainnya di dunia," kata Dirut Bank Muamalat, Riawan Amin kepada pers usai peluncuran produk baru Taawun Card Shar-E di Jakarta, Selasa. Penandatangan kerjasama peluncuran Co-Branding Taawun Card Shar-E dilakukan antara Riawan Amin, Dirut PT Asuransi Bintang Muhaimin Iqbal, dan Dirut PT Panin Life Fajar Gunawan. Ia mengatakan, dengan pertumbuhan sebesar itu, maka kerjasama ini diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan, karena ini merupakan suatu terobosan baru kepada masyarakat. "Kami optimis dapat tumbuh lebih baik, apabila Bank Muamat telah mempunyai nasabah sebesar 1,2 juta orang," katanya. Menurut dia, pasar syariah memang tumbuh 1,5 persen hingga 2 persen, belum mencapai target yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebesar 8 persen sampai akhir tahun 2008. Namun apabila tumbuh antara 3 hingga 4 persen ini sudah merupakan kemajuan yang berarti, bagi kerjasama tersebut, ucapnya. Ditanya pembentukan Bank Investasi, Riawan Amin mengatakan, akan didirikan pada pertengahan tahun karena sangat diperlukan agar dapat menjembati antara sektor Riil dan sektor Moneter. "Kami saat ini sedang mempelajari baik izin, pembentukan maupun dana yang harus dimulai, sehingga dapat memberikan keberkahan dalam kehidupan perbankan nantinya," katanya. Sementara itu, Muhaimin Iqbal mengatakan, Asuransi Bintang mentargetkan dari kerjasama dalam meraih premi sebesar Rp25 miliar dari nasabah antara 50 ribu hingga 100 ribu kartu asuransi. Karena dengan produk baru itu, merupakan salah satu daya dorong bagi sektor asuransi untuk meningkat nasabahnya lebih banyak, apalagi produk tersebut akan diperkenalkan dengan perbankan lainnya, katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007