Jakarta (ANTARA News) - Keberadaan puluhan lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing di Aceh pascabencana tsunami beberapa tahun lalu tidak sampai menimbulkan pergesekan budaya bagi masyarakat Aceh dan bahkan tidak sedikit dari aktivis LSM mancanegara itu yang kemudian tertarik mempelajari Islam.
Menurut Bupati Aceh Barat, Ramli NS saat menjadi pembicara dalam satu seminar tentang rehabilitasi Aceh di Jakarta, Selasa, para aktivis LSM mancanegara itu justru banyak yang menyesuaikan diri dengan masyarakat dan kebudayaan setempat.
"Mereka justru menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat setempat dan bahkan banyak pula yang belajar Islam dari masyarakat Aceh," ujarnya.
Lebih lanjut Ramli menuturkan bahwa hingga saat ini belum ada benturan-benturan budaya antara masyarakat setempat dengan para aktivis mancanegara yang banyak memberikan bantuan kemanusiaan kepada Aceh.
Hal itu antara lain karena kalangan LSM asing tersebut sangat menghormati adat istiadat masyarakat Aceh dan masyarakat serta Pemda setempat juga membutuhkan bantuan mereka.
Sekitar 50 LSM mancanegara berada di berbagai penjuru Aceh pasca bencana tsunami akhir 2004 lalu dan mereka melakukan upaya-upaya rehabilitasi infrasturktur, perumahan penduduk, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pendidikan.
Semua bantuan asing tersebut, menurut Ramli, bersifat hibah dan langsung diberikan kepada masyarakat. Sementara Pemda setempat hanya berperan sebagai fasilitator saja.
"Kita tidak terlibat langsung dan hanya memberikan peta, mana lokasi yang perlu dibantu," katanya.
Oleh karena itu, Ramli mengkhawatirkan apabila puluhan LSM itu selesai masa kontraknya akan banyak pengangguran akibat berbagai proyek infrastruktur yang sekarang giat dilaksanakan di Aceh juga turut terhenti.
Untuk itu pemerintah setempat dan juga pemerintah pusat perlu mengantisipasi melonjaknya pengangguran tersebut dengan mengubah konsep bantuan-bantuan yang tidak lagi sekedar kemanusiaan tapi lebih berorientasi pada bisnis.
"Ke depan untuk bantuan Aceh ini agar selain mengedepankan nasionalis juga supaya ada nilai-nilai bisnis," kata Ramli seraya menambahkan bahwa pihaknya telah menawarkan proposal rehabilitasi fasilitas olah raga kepada Australia dan Jerman.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007