Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman menyatakan sulit untuk mengetahui kapan perang dagang berakhir sehingga kebijakan domestik yang dikeluarkan pemerintah juga harus tepat guna mengantisipasi dan mengatasinya.

"Pada akhirnya, sebenarnya sulit untuk mengetahui kapan akhir dari perang dagang ini. Kehadiran perundingan (AS-China) tidak bisa dijadikan indikator akan meredanya perang dagang," kata Assyifa Szami Ilman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Untuk itu, ujar dia, pemerintah antara lain dapat memberikan pelonggaran sementara atau permanen terhadap barang-barang yang masih menghadapi restriksi seperti bea ekspor agar harga barang ekspor di pasar internasional lebih kompetitif.

Namun perlu diingat, Indonesia perlu mendorong peningkatan nilai jual produk ekspor tersebut.

Insentif bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspor produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi untuk selanjutnya dapat diberikan melalui skema keringanan kewajiban seperti keringanan pajak, baik itu bersifat temporer maupun permanen.

"Pemerintah perlu memastikan bahwa komoditas yang diekspor saat ini memiliki harga yang kompetitif di pasar internasional dan seterusnya juga secara konsisten mendorong peningkatan ekspor untuk produk dengan nilai jual yang lebih tinggi," katanya.

Ilman juga berpendapat bahwa semua ini dapat dicapai dengan mendukung sektor manufaktur.

Sebagaimana diwartakan kantor berita Reuters, Presiden AS Donald Trump, Jumat (10/4), mengatakan pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China terus berlanjut dan mengenai tarif AS masih bersifat tentatif, tergantung pada hasil kesepakatan.

Pesan Trump yang diunggah di akun media sosial Twitter, memberikan sinyal ke pasar finansial bahwa meskipun ada kemunduran yang signifikan antara kedua belah pihak dalam sepekan terakhir namun pembicaraan di Washington pada Kamis hingga Jumat tidak terlalu terganggu.

"Selama dua hari terakhir, Amerika Serikat dan China menggelar pembicaraan yang jujur dan konstruktif soal status hubungan dagang antar kedua negara," cuit Trump seraya memuji kemitraannya dengan Presiden Xi Jinping. Trump juga mengatakan pembicaraan akan dilanjutkan.

"Sementara itu, Amerika Serikat telah memberlakukan tarif terhadap China, yang mungkin dicabut atau mungkin juga tidak, tergantung pada apa yang terjadi sehubungan dengan negosiasi masa depan!" katanya.

Baca juga: Ekonom: Pembenahan transaksi berjalan dapat terhambat perang dagang

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019