Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pemerintah daerah agar mengembangkan energi panas bumi guna memenuhi kebutuhan listrik daerah.
Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono dalam sambutannya pada acara peresmian proyek sektor ESDM yang ramah lingkungan di Pulau Besar, Nusa Dua, Bali, Senin siang.
Presiden mengatakan bahwa energi panas bumi adalah energi yang ramah lingkungan, sehingga akan mendukung rejim perubahan iklim.
Dengan mengembangkan energi panas bumi, kata Kepala Negara, maka Indonesia turut berperan serta dalam upaya menyelamatkan bumi. Energi panas bumi sejalan dengan prinsip dunia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak guna menurunkan tingkat emisi.
Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa peluang pengembangan investasi di sektor energi panas bumi masih terbuka lebar.
Indonesia, lanjut Kepala Negara, memiliki cadangan energi panas bumi sebesar 27 ribu megawatt atau setara dengan 40 persen dari total cadangan dunia.
Sementara itu, yang digunakan baru 992 mega watt, sehingga peluang masih terbuka luas.
Kepala Negara juga mengemukakan bahwa pemerintah telah menargetkan untuk menggunakan beragam energi pada 2025. Dan menargetkan penggunaan bahan bakar fosil turun menjadi 20 persen pada 2025 dari sekarang 52 persen.
Sedangkan penggunaan energi panas bumi meningkat menjadi 5 persen.
Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu meresmikan sejumlah proyek dan menyaksikan penandatanganan kerjasama proyek sektor energi dan sumberdaya mineral.
Proyek-proyek yang diresmikan dan ditandatangani antara lain penyerahan enam Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) Panas Bumi dengan potensi sebesar 640 MW dan penyerahan bantuan air bersih pada daerah sulit air di 17 provinsi dan 58 kabupaten.
Kemudian peresmian empat proyek PLTP dengan total investasi sebesar 326 juta dolar AS, penandatanganan kerjasama tentang "Carbon Capture Storage" (CCS) antara Departemen ESDM dengan Total E&P Indonesie, kerjasama antara Departemen ESDM dengan PT IEVB Energi Sdn Bhd serta PT Mitra Energi Buana senilai 125 juta dolar AS, kerjasama PLT Sampah atau Biomass antara PT PLN Distribusi Bali dengan PT Navigate Organic Energy Indonesia serta penandatanganan "emission reduction purchase agreement" untuk PLTP Lahendong unit 2 antara PT PLN dengan IBRD netherlands senilai 5,5 juta dolar AS. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007