Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia di pasar Asia, Selasa, naik menjelang kemungkinan turunnya tingkat suku bunga Amerika Serikat, yang dilihat para analis sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi serta permintaan minyak mentah. Dalam perdagangan pagi kontrak minyak utama New York, light sweet untuk pengiriman Januari, naik 29 sen menjadi 88,15 dolar per barel setelah sebelumnya ditutup pada harga 87,86 dolar di New York, Senin. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Januari naik 22 sen menjadi 88,26 dolar per barel. Kontrak mencapai 89,85 dolar per barel di London, Senin, sebelum turun lagi. "Saya pikir kami bisa mengharapkan ada sedikit gejolak pekan ini," kata Victor Shum, dari lembaga konsultan energi internasional Purvin and Gertz di Singapura. Kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi AS telah mempengaruhi harga minyak metah berjangka tetapi mereka seharusnya menerima sejumlah dukungan dari keputusan penting atas tingkat suku bunga AS pada Selasa ini, kata Shum kepada AFP. Banyak analis memperkirakan bahwa bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga jangka pendek 0,25 poin menjadi 4,25 persen. "Hal itu akan membantu meningkatkan ekonomi AS," kata Shum. Harga minyak setelah sempat mendekati 100 dolar pada akhir November, kini kembali turun dan para analis mengatakan, sentimen penurunan telah mengambilalih pasar. "Saya kira sentimen penguatan telah memberi pelajaran bagi pasar minyak mentah berjangka," kata Shum. Menggarisbawahi kecenderungan tersebut maka fakta bahwa keputusan OPEC pekan lalu untuk mempertahankan tingkat kuota produksi hariannya tetap 27,25 juta barel telah gagal untuk mendorong kenaikan harga, kata Shum. Harga minyak awalnya bereaksi atas keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tersebut tetapi kemudian harga turun. Shum mengatakan bahwa pada saat penutupan tahun, banyak investor mengumpulkan keuntungan "untuk meningkatkan tingkat pengembalian tahunan mereka serta membayar bonus akhir tahun." (*)

Copyright © ANTARA 2007