Jimbaran, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pembukaan pertemuan para menteri keuangan untuk perubahan iklim di Hotel Interkontinental, Bali, Selasa pagi. "Saya senang dapat melihat banyak menteri keuangan dari seluruh dunia berkumpul di sini sebagai bentuk kepedulian pada perubahan iklim," kata Presiden Yudhoyono dalam pidato sambutannya. Kepala Negara mengatakan beberapa pihak telah memperkirakan dana sekitar tak kurang dari 200 miliar dolar AS diperlukan untuk investasi perubahan iklim global setiap tahunnya. Oleh karena itu, kata Yudhoyono, para menteri keuangan juga perlu dilibatkan dalam pembahasan tentang perubahan iklim. "Ini adalah yang pertama kali ada pertemuan para menkeu terkait perubahan iklim," katanya. Kepala Negara mengatakan bahwa negara-negara berkembang memerlukan insentif dan kondisi yang kondusif guna menarik investor yang mau mengembangkan teknologi bersih dan menurunkan emisi karbon. Presiden Yudhoyono juga menyebutkan keperluan pendanaan di bidang adaptasi dan mitigasi. Lebih lanjut Kepala Negara mengatakan bahwa setiap aksi yang dilakukan suatu negara untuk mengatasi perubahan iklim dapat merugikan atau menguntungkan negara lain, sehingga ada keperluan bagi setiap negara untuk menyamakan pandangan. Di Amerika Serikat, September lalu Kepala Negara telah mengemukakan sejumlah pilihan untuk mencegah perubahan iklim, antara lain efisiensi energi. Para menteri keuangan, lanjut dia, memiliki pengaruh dalam perundingan kerjasama multilateral dengan baik. Disebutkan pula koordinasi yang baik dibutuhkan antara para menteri lingkungan, energi, kehutanan dan keuangan untuk mewujudkan langkah konkrit dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono menyatakan bahwa Indonesia memiliki harapan tinggi atas keberhasilan sidang Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Bali, 3-14 Desember, guna mencari mekanisme pengaturan baru pasca periode pertama Protokol Kyoto. (*)

Copyright © ANTARA 2007