Situs-situs porno yang telah merajalela di dunia maya membuat sejumlah dai muda di Arab kewalahan menghadapinya sehingga mengambil jalan pintas `menyusup` ke situs-situs tersebut. Caranya mudah. Mulanya mereka menginventarisir situs-situs porno yang banyak digemari kawula muda. Setelah itu, mereka memasukkan pesan-pesan khusus dengan judul menarik yang seolah-olah masih terkait dengan hal-hal yang berbau porno. Tujuan memberikan judul `tersembunyi` itu adalah untuk menarik para pengakses situs porno tersebut untuk membuka dokumen yang dikirim sejumlah dai itu sehingga bisa membaca pesan dakwah yang ada didalamnya. Pesan-pesan dakwah itu antara lain berisi himbauan agar takut kepada muraqabah (pantauan) Allah Yang Maha Mengetahui serta dampak buruk yang dapat menimpa para pengaksesnya. Pada intinya mereka mengajak para pengakses situs-situs dimaksud agar bertaubat dan meninggalkan kebiasaan buruk tersebut karena situs itu berisi seruan kepada maksiat yang dapat menjurus kepada perbuatan zina. Cara itulah yang dianggap beberapa dai muda di Arab untuk membantu mencegah kawula muda berhenti mengakses situs-situs "esek-esek" tersebut. Namun tidak semua ulama sependapat dengan siasat dakwah para dai muda itu. Di antara ulama besar Arab yang menolak siasat dakwah seperti itu adalah Sheikh Jamal Al-Qutb yang menilai sisipan dakwah lewat situs semacam itu tidak dibenarkan dan melanggar ketentuan syariat. "Cara dakwah seperti ini tidak bisa diterima sama sekali karena bertentangan dengan ketentuan syariat. Cara ini sama saja dengan mencampuradukkan amal saleh dengan amal buruk," katanya seperti dikutip laman Arabiya, Minggu (9/12). Menurut mantan Ketua Lembaga Fatwa Al-Azhar Mesir itu, seorang dai tidak dibenarkan pergi ke tempat-tempat "abu-abu". "Bila polisi atau pejabat berwenang pergi merazia ke tempat prostitusi dibolehkan sedangkan dai sama dengan dokter harus melaksanakan misi di tempat yang tepat." ujarnya. Sementara alasan sejumlah dai muda Arab membolehkan penyusupan ke situs dimaksud adalah analogi dengan dakwah Rasulullah yang mendatangi kaum musyrikin pada awal-awal Islam dahulu. Nabi Muhammad sebagai Rasul penutup, tidak segan-segan mendatangi `nadi-nadi` (tempat berkumpul) para pembesar kafir Quraish di Mekkah untuk menyampaikan ajaran Islam yang dibawanya. Tetapi analogi itu ditolak tegas Sheikh Jamal. "Analogi ini tidak tepat, sebab Rasulullah mendatangi kaum musyrikin untuk mengajak mereka meninggalkan kemusyrikan. Jadi syirik lain dan perzinaan lain," katanya. Salah satu ulama besar Al-Azhar itu menilai bahwa tidak ada perbedaan antara situs-situs porno dengan tempat-tempat prostitusi. Meskipun bukan tempat berzina, tapi situs itu adalah ajakan dan pendahuluan dari zina. Sedangkan Dr. Abdullah Al-Ewadhi, guru besar ilmu jiwa dan ilmu sosial asal Kuwait mengingatkan bahwa dakwah lewat situs-situs porno tidak akan berpengaruh bagi para pengaksesnya. "Saya tidak mendukung cara dakwah seperti ini sebab sisi negatifnya lebih besar dari sisi positifnya. Karena tidak ada pengaruhnya sebab tayangan gambar jauh lebih melekat dalam benak pengakses dari imbauan lewat kata-kata," katanya. Al-Ewadhi justru mengkhawatirkan cara tersebut akan mendatangkan sikap olok-olok dari para pengakses situs porno kepada para dai muda karena yang bersangkutan melakukan dakwah lewat situs maksiat itu. Cara dakwah Cara penyusupan dakwah yang dilakukan kalangan dai muda itu tergolong menarik karena membuat siapa saja yang sedang mengakses situs-situs porno akan tertarik membuka pesan dakwah yang diberi judul mengiurkan. Sebagai contoh, sebagian dai sengaja menyusupkan pesannya dalam bentuk video dengan judul yang membuat para pengakses "deg-degan" seperti hafalaat jinsiah lifatayaan arabiyaat (pesta seks remaja Arab). Sebagian lagi memilih judul dari nama artis panas Arab seperti `laqathaat li Haiva Wahbi` (cuplikan dari gambar Haiva Wahbi). Begitu membuka video dimaksud maka yang keluar adalah pesan-pesan dakwah yang menyuruh para pengakses situs porno untuk bertaubat. Sang dai biasanya hanya mengeluarkan pesan lewat suaranya dengan muka yang disamarkan sehingga tidak dikenal oleh pengakses yang membuka video dakwah yang disusupkan itu. Respon para pengakses biasanya berbeda-beda. Ada yang menghujat cara dakwah seperti dan tidak sedikit pula dari mereka memang menyatakan terpengaruh dengan pesan itu sehingga berhenti mengakses situs porno. Terlepas dari pro kontra akan dakwah dengan cara itu, yang jelas improvisasi dakwah dewasa ini terus dituntut sejalan dengan makin hebatnya cara dan teknologi penyebaran pesan-pesan setan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007