Perguruan tinggi harus mengantisipasi adanya perubahan. Kalau tidak diantisipasi , perguruan tinggi bisa kehilangan momen, bisa kehilangan jati diri..
Serang (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi harus siap menghadapi perubahan.
"Perguruan tinggi harus mengantisipasi adanya perubahan. Kalau tidak diantisipasi , perguruan tinggi bisa kehilangan momen, bisa kehilangan jati diri," ujar Menristekdikti saat memberikan kuliah umum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten, Jumat.
Perguruan tinggi jika tidak mengantisipasi perubahan, lanjut dia, bisa-bisa menjadi museum karena ditinggalkan mahasiswanya.
Saat ini, kata Nasir, adalah era robotik, "big data" maupun kecerdasan buatan yang mendukung pelayanan terhadap kehidupan manusia.
"Sekarang sudah ada "telemedicine", misalnya pasien di Papua tidak perlu lagi dibawa ke Jakarta. Bisa dioperasi di Papua, " tambah dia.
Oleh karena itu, Nasir meminta perguruan tinggi untuk mengembangkan hal itu sehingga bisa menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Begitu juga sistem pembelajaran, lanjut dia, harus berubah. Dosen tidak lagi sekedar mengajar satu arah di kelas, melainkan harus interaktif dan menginspirasi. Hal itu dikarenakan pekerjaan dosen tidak bisa digantikan oleh robot.
Dalam kesempatan itu, Nasir juga memberikan surat keputusan pembukaan prodi kedokteran di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dia berharap dengan adanya prodi tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Banten akan kesehatan.***3***
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019