Sragen (ANTARA News) - Dua siswa dan seorang guru SMP Pandanaran, Plupuh, Sragen, Senin, mengalami luka setelah atap ruang kelas di sekolah mereka mendadak ambrol saat pelajaran sedang berlangsung. Menurut keterangan Abin Zainal Abidin, salah seorang guru di sekolah tersebut, kedua siswa kelas satu yang mengalami luka yaitu Tyas Nur Anita Sari (13) dan Heri Susanto (13), sedangkan seorang guru yang juga menjadi korban bernama Ninik Nuryani (30). Ia mengatakan, ketiga korban yang mengalami luka akibat tertimpa reruntuhan atap tersebut segera dilarikan ke Puskesmas Sambirejo, Plupuh, guna mendapatkan pertolongan medis. Ia menuturkan, dugaan sementara ambrolnya atap sekolah tersebut, disebabkan kayu penyambung kuda-kuda atap patah karena tidak kuat menahan bobot genting yang ada di atasnya. "Saat itu para siswa sedang berkonsentrasi belajar. Tiba-tiba terdengar suara kayu patah dari bagian atap, saat dilihat ada kayu kuda-kuda atap yang patah," katanya. Menurut dia, para siswa sempat berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja namun sayangnya dua siswa terlambat berlindung. "Begitu juga dengan Bu Ninik. Karena terlambat berlindung, pelipis kanannya terluka," katanya. Setelah peristiwa itu, kata dia, para siswa yang sebelumnya berlindung di bawah meja tersebut segera lari berhamburan ke luar kelas. Ia menambahkan, korban terparah dalam peristiwa ini ialah Heri Susanto, karena luka di bagian kepalanya harus mendapatkan beberapa jahitan. Sementara itu, Ketua Yayasan Pandanaran, Sukaimi menuturkan, setelah kejadian ini, proses belajar mengajar untuk siswa kelas satu akan dipindah ke kelas dua, sedangkan siswa kelas dua, sementara akan menggunakan ruang guru. Menurut dia, SMP Pandanaran ini merupakan sekolah bagi para siswa yang tidak mampu, yang baru berdiri sekitar dua tahun. "Karena baru berdiri dua tahun, kami hanya memiliki siswa kelas satu dan dua," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007