"Pendidikan kedokteran harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Jadi dengan adanya prodi kedokteran ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat di Banten ini," ujar Menristekdikti saat memberikan sambutan.
Dia menjelaskan masalah kesehatan masih menjadi masalah besar di Banten. Tidak hanya di daerah pedalaman Banten, tetapi juga di pinggiran Jakarta yang masih banyak masyarakat tidak memiliki mandi cuci kakus (MCK) yang memadai.
"Masalah kesehatan ini sangat penting untuk diselesaikan. Dalam hal ini, ada tanggung jawab perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Sultan Ageng Tirtayasa," tambah dia.
Gubernur Banten, Wahidin Halim, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang telah memberikan izin pembukaan prodi kedokteran.
"Banten sangat membutuhkan tenaga kedokteran, setiap tahun kami merekrut sekitar 200 orang dokter," kata Wahidin.
Dengan adanya prodi kedokteran tersebut, lanjut Wahidin, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dokter di Banten dalam beberapa tahun ke depan.
"Khusus untuk dokter spesialis, kami berencana untuk menambah batas umur menjadi 40 tahun. Sehingga lulusan spesialis kedokteran yang rata-rata berumur 36 tahun bisa melamar CPNS."
Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Sholeh Hidayat, mengatakan prodi kedokteran itu merupakan impian sejak berdirinya kampus tersebut.
"Alhamdulillah hari ini prodi kedokteran Untirta telah dibuka, apa yang diimpikan sejak lama tercapai pada hari ini," kata Soleh.
Pelaksanaan perkuliahan program studi kedokteran dimulai pada tahun ajaran 2019/2020. Proses pembelajaran dibimbing Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.***3***
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019