Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau Amerika Serikat bersedia menjadi bagian dari kesepakatan yang dihasilkan pascaperiode pertama Protokol Kyoto berakhir yang proses pembahasannya disebut sebagai "Bali Roadmap". Hal tersebut dikemukakan oleh Jurubicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal kepada wartawan, usai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima senator AS John Kerry. "Presiden menekankan perlunya masyarakat dunia mencapai suatu kesepakatan yang baru, ketika periode pertama Protokol Kyoto berakhir 2012," katanya. John Kerry, lanjut Dino, pada dasarnya juga sependapat, hanya satu yang masih menjadi pertanyaan, yaitu mengenai posisi negara berkembang seperti India dan China dalam pengaturan baru itu. "Dia menyoroti hal itu, negara berkembang berada di dalam atau di luar kesepakatan. Kalau di luar kapan mereka akan masuk. Ini masih cair pembahasannya," katanya mengungkapkan. Menurut Protokol Kyoto, negara maju wajib memenuhi target penurunan emisi karbon, sedangkan negara berkembang secara sukarela. AS sejak awal menolak menandatangani Protokol Kyoto, karena bersifat mengikat. Pada kesempatan itu, lanjut Dino, kedua tokoh juga membahas mengenai hubungan dwipihak AS-Indonesia. "Presiden menekankan perlunya AS mengedepankan soft power dalam memperkuat hubungan dua negara, yaitu melalui hubungan sosial budaya dan teknologi," katanya menambahkan. Presiden Yudhoyono melakukan pertemuan selama 20 menit dengan John Kerry di Hotel Four Seasons Jimbaran.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007