Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkantor di Bali pada 10 hingga 14 Desember 2007 untuk mengawal pelaksanaan sidang Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
"Sejak awal Presiden memang memutuskan berkantor di Bali, dan minggu lalu juga sudah dilakukan tapi kemudian kembali ke Jakarta tapi pekan ini sampai selesai," kata Jurubicara Kepresidenan Andi Mallarangeng di Bali, Senin.
Menurut Andi, Presiden Yudhoyono berkeinginan mengawal proses negosiasi dalam UNFCCC agar konferensi itu dapat mencapai kesepakatan.
"Agar `Bali Roadmap` (peta jalan Bali) dapat menghasilkan konsensus yang baik menuju langkah selanjutnya, baik di pertemuan di Denmark atau Polandia guna menghasilkan kesepakatan pengganti Protokol Kyoto," ujarnya.
Disebutkan bahwa UNFCCC sangat penting karena menyangkut hidup mati negara kepulauan seperti Indonesia.
"Kalau pemanasan global berlanjut dan es di kutub mencair maka kenaikan air laut dapat mengancam pulau-pulau kita," katanya.
Sebagian pulau-pulau bisa tenggelam atau minimal garis pantai bergeser ke dalam, katanya.
Andi mengatakan bahwa Presiden akan melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dari Bali. Namun itu tidak berarti bahwa Presiden hanya mengurusi masalah yang terjadi di Bali tapi juga berbagai tugas pemerintahan yang ada.
Selama di Bali, Presiden berkantor di Hotel Four Seasons, Jimbaran, Bali. Sebelumnya Presiden Yudhoyono pernah berkantor di Yogya saat terjadi gempa Yogya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007