Ambon (ANTARA) - Badan Panggulangan bencana Daerah (BPBD) Maluku memantau dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat bibit siklon tropis yang melanda sejumlah wilayah di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) sejak 7 Mei 2019.

"Kami masih terus memantau perkembangan bencana akibat bibit siklon tropis, termasuk mendata kerusakan yang ditimbulkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Maluku, John M. Hursepuny, di Ambon, Jumat.

Menurutnya berdasarkan hasil analisa Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta terpantau adanya bibit siklon tropis yang melanda kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), MBD, Perairan Selatan Ambon, Laut Banda Bagian Utara, Perairan Kepulauan Kai, Perairan Kepulauan Aru.

Selain itu, Laut Arafuru Bagian Tengah, Laut Banda Bagian Selatan, Kepulauan Sermata dan Letti sehingga mengakibatkan terjadi cuaca buruk dengan dampak bencana alam di KKT dan MBD.

"Data yang kami terima dari BPBD MBD bibit siklon tropis telah dirasakan masyarakat di Pulau Letti, MBD sejak 7 Mei lalu dan puncaknya pada Rabu (8/5) pukul 21.00 WIT," katanya.

Badai yang terjadi selama dua hari tersebut, ujar John, menyebabkan meluapnya air pada embung milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, karena tinggi muka air naik sehingga air tampungan di dalamnya melimpah dan merendam permukiman masyarakat di beberapa titik.

Sejumlah pemukiman warga di Pulau Letti yang terendam yakni di desa Batumiau, Tomra, Nuwewang, Laitutun dan Nulely sehingga masyarakat mengungsi sejak Rabu (8/5).

"Sebagian masyarakat dari lima desa tersebut mengungsikan diri ke dataran lebih tinggi yakni di Gunung Ile dan Gunung Yalnera," katanya.

Selain itu pada Rabu (8/5) di desa Tounwawan dusun Poliwu, Pulau Moa juga dilaporkan terjadi pohon tumbang akibat angin kencang dan banjir yang menggenangi 97 unit rumah warga menyebabkan 97 kepala keluarga (KK) atau 485 jiwa sementara mengungsi di gedung gereja GSJA serta akses jalan menuju lokasi masih terputus dikarenakan lokasi masih terendam air.

Banjir yang melanda dusun Poliwu juga menyebabkan gedung Sekolah Dasar Kristen Poliwu tidak bisa digunakan karena tinggi muka air mencapai 1,5 meter.

Begitu juga sembilan unit rumah warga serta masing-masing satu unit rumah dinas guru dan kantor desa di Desa Luang Timur, kecamatan Mdona Hyera rusak berat, bangunan SD Inpres rusak ringan serta satu kapal (dalam kondisi rusak) tenggelam akibat gelombang tinggi.

Banjir juga dilaporkan terjadi di Kota Tiakur dengan ketinggian muka air antara 60 centimeter hingga 1,5 meter menyebabkan 28 unit rumah tergenang air, sehingga 15 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke gedung serbaguna Tiakur serta rumah kerabatnya.

Banjir akibat siklon tropis juga menggenangi seluruh pemukiman di Desa Teinaman, kecamatan Wuarlabobar yang dihuni 274 KK dengan ketinggian 30 - 45 centimeter sehingga 274, genangan air yang mengalir ke pantai menyebabkan dua unit rumah roboh, satu unit rusak ringan serta merusak talud dan mematahkan penahan gelombang sepanjang 275 meter dengan 3 titik kerusakan.

Selain itu terjadi tanah longsor di Kelurahan Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang mengakibatkan 2 unit rumah warga rusak berat.*


Baca juga: Siklon Mangkhut sebabkan gelombang tinggi di Maluku-Halmahera

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019