Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, paket berbuka telah didistribusikan kepada 500 warga yang tersebar di sekitar Gaza, yakni di Al Amreekiya dan Al Qarya Al Badawiya.
Pascaserangan yang didaratkan Israel ke Palestina dua malam sebelum Ramadhan, kondisi di sana dirasa tidak bersahabat.
Salah satu anggota tim Global Humanity Response (GHR) - ACT Andi noor Faradiba mengatakan selama Ramadhan akan ada paket makanan siap santap yang dibagikan setiap sahur dan berbuka puasa.
“Paket iftar ini kami distribusikan langsung dari Dapur Umum Indonesia di Gaza. Insya Allah ACT akan terus melakukan rangkaian distribusi iftar bersamaan dengan distribusi paket sahur selama Ramadhan ini di Gaza. Penerima manfaat dari pembagian iftar kali ini adalah masyarakat prasejahtera yang tinggal di Gaza,” ujarnya.
Paket-paket yang diberikan pada awal Ramadhan itu terdiri dari nasi dan ayam, serta beberapa makanan lain untuk menunjang nutrisi mereka, seperti buah dan jus.
“Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang berat buat warga Palestina, khususnya di Gaza. Serangan dari Israel memang seolah tidak mengambil jeda, bahkan ketika bulan suci tiba. Dua malam menjelang bulan Ramadan, Israel menjatuhkan serangan udara di tiga belas titik di Gaza. Selain menyasar penduduk yang sangat membutuhkan, kami juga memberikan sajian sahur ini untuk para lansia di sebuah rumah jompo di Gaza,” tambah Faradiba.
Atas serangan tersebut tercatat 26 korban jiwa dengan diperkirakan dua diantaranya anak-anak balita. Selain itu sebanyak 177 orang luka, dan 135 rumah rusak akibat dari serangan lalu.*
Baca juga: ACT optimalkan bantuan pangan ke Palestina di bulan Ramadhan
Baca juga: ACT kirim 1000 ton logistik pascaserangan udara ke Gaza
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019