Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore melemah tipis lima poin menjadi Rp9.268/9.270 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.263/9.265 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, sekalipun rupiah melemah, namun posisinya dinilai masih cukup bagus, karena masih berada di bawah level Rp9.300 per dolar AS. Hal ini disebabkan para pelaku pasar sedang memfokuskan perhatian pada pertemuan bank sentral AS (The Fed) yang akan memutuskan penurunan suku bunganya, katanya. Posisi rupiah, lanjut dia masih berada di bawah level Rp9.300 per dolar AS, karena aktifnya Bank Indonesia (BI) aktif melakukan pengawasan di pasar. BI berkeinginan rupiah menguat lebih jauh untuk mengurangi mahalnya pembelian minyak mentah yang merupakan bahan baku impor, katanya. Menurut dia, rupiah mempunyai peluang untuk menguat, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunga Fedfund untuk memicu pertumbuhan ekonominya. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali meningkat setelah The Fed menurunkan suku bunganya," katanya. Ia mengatakan, tekanan terhadap rupiah pada sore ini agak mengendor karena pelaku mulai hati-hati membeli dolar AS, mereka berjaga-jaga kalau The Fed turunkan suku bunganya 50 basis poin. Karena penurunan 50 basis poin akan memicu rupiah menguat hingga melewati angka batas Rp9.200 per dolar AS, ucapnya. Jadi koreksi harga terhadap rupiah saat ini hanya bersifat sementara, ujarnya. Menurut dia, pasar global lokal saat ini cukup tenang, karena harga minyak mentah dalam beberapa hari ini gejolak tidak begitu besar, apalagi negara-negara pengekspor minyak mentah diminta untuk segera menaikkan produksi minyaknya. Namun negara pengekspor minyak mentah mempertanyakan, kenaikan produksi minyaknya akan dilempar kemana, katanya. Sementara itu, ero stabil pada 1,4653 per dolar AS, dolar AS terhadap yen jadi 111,57. Dolar AS terhadap yen agak membaik akibat laporan data tenaga kerja AS yang membaik, katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007