Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang menguat telah mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup naik 0,41 persen meski saham-saham di bursa regional sedang anjlok. IHSG ditutup naik 11,318 poin menjadi 2.790,265 dan indeks LQ45, kelompok 45 saham terlikuid, menguat 3,560 poin (0,58 persen) ke level 616,474. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA di Jakarta mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah mementahkan sentimen negatif dari melemahnya bursa regional. Menurut dia, kenaikan rupiah ini menjadi indikasi bahwa makro ekonomi Indonesia masih menunjukkan arah positif. Selain itu, kata Alfian, ekspektasi penurunan suku bunga "The Fed" juga menjadi pendorong kenaikan indeks BEJ. Ekpektasi penurunan suku bunga "The Fed" yang akan ditetapkan pada 11 Desember besok (11/12) telah mendorong harga saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga seperti perbankan, otomotif. Saham sektor perbankan dan Otomotif yang naik, seperti Bank BNI (BBNI) naik Rp50 menjadi Rp2.075, Bank Mandiri terangkat Rp25 ke posisi Rp3.575, Astra Internasional melejit Rp1.650 ke level 28.500, Bank BRI menguat Rp150 ke harga Rp7.950 dan Bank BCA naik Rp100 ke Rp7.600. Kenaikan indeks juga didorong oleh naiknya saham unggulan lainnya, seperti Perusahaan Gas Negara yang melambung Rp900 menjadi Rp16.400, Telkom menguat Rp50 ke level Rp11.000 dan Astra Agro Lestari terdongkrak Rp300 menjadi Rp25.800. Pada perdagangan Senin inii, pergerakan saham sedikit didominasi yang naik sebanyak 91 dibanding yang turun 79, sedangkan 67 stagnan dan 197 tidak aktif diperdagangkan. Volume perdagangan mencapai 2,433 miliar saham dengan nilai Rp3,848 triliun dari 51.260 kali transaksi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007