Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan meresmikan pengoperasian empat proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas total 220 MW pada Selasa (11/12) di Nusa Dua, Bali. Direktur Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah Departemen ESDM, Sugiharto Harsoprayitno, di Nusa Dua, Senin, mengatakan keempat proyek itu adalah PLTP Kamojang 60 MW, Darajat 110 M, Lahendong 2x20 MW, dan Sibayak 2x5 MW. Peresmian dilaksanakan di Nusa Dua sebagai bagian rangkaian penyelenggaraan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim di daerah wisata tersebut pada 3-14 Desember 2007. "Panas bumi merupakan proyek energi bersih lingkungan yang bisa mendapatkan kredit karbon," kata Sugiharto. Menurut dia, dua di antara proyek panas bumi yang diresmikan sudah mendapat kredit karbon. Keduanya adalah Darajat dan Lahendong. Indonesia tengah mengusulkan agar tiga proyek panas bumi lainnya, yakni Wayang Windu, Sibayak, dan Sarulla, juga mendapat kredit karbon, katanya. Sebelumnya, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menjelaskan pemerintah akan terus mengembangkan panas bumi sebagai energi terbarukan dan bersih lingkungan. Sesuai Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menargetkan penggunaan energi terbarukan mencapai 15 persen dari total energi nasional pada tahun 2025. "Melalui penerapan Perpres, maka tingkat emisi karbon pada 2025 diharapkan turun sebesar 17 persen dibandingkan tanpa adanya peraturan itu," ujar Purnomo. Perpres No 5 Tahun 2006 menyebutkan pada 2025 komposisi pemakaian energi nasional akan menjadi minyak bumi 20 persen, gas bumi 30 persen, dan batubara 33 persen. Selanjutnya, bahan bakar nabati menjadi lima persen, panas bumi lima persen, energi alternatif (biomassa, nuklir, air, surya dan angin) lima persen, dan batu bara cair tiga persen. Sedang, pada 2006, komposisinya adalah minyak 51,66 persen, gas 28,57 persen, batubara 15,34 persen, air 3,11 persen, dan panas bumi 1,32 persen. Penandatanganan Tiga MoU Selain meresmikan proyek panas bumi, Presiden dijadwalkan juga menyaksikan sejumlah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di antaranya Departemen ESDM dan Bank Dunia mengenai Clean Development Mechanism (CDM). Selain itu, MoU antara Departemen ESDM dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta Bank Dunia mengenai perjanjian penjualan pengurangan emisi untuk proyek PLTP Lahendong 2 dan 3. Serta, MoU antara Departemen ESDM dan Total E&P Indonesie tentang pemberian akses kepada Pemerintah Indonesia mendapatkan data proyek percontohan penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS). (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007