Sampit (ANTARA) - Tim gabungan berhasil menemukan seorang nelayan warga Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Ahmad Reno korban tenggelam di laut dalam keadaan tidak bernyawa.
Korban ditemukan pada Jumat sekitar pukul 09.45 WIB oleh tim gabungan dari Satpolair Polres Kotawaringin Timur, Ditpolair Polda Kalteng, Basarnas Pos Sampit, PMI Kotim, pemerintah desa dan warga setempat, kata Camat Teluk Sampit Juliansyah, Jumat.
"Mayat korban ditemukan tim gabungan tidak jauh dari lokasi kejadian. Mayat korban langsung dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan visum dan rencananya korban akan dimakamkan hari ini," tambahnya.
Insiden tersebut terjadi pada Kamis (9/5), bermula ketika korban bersama rekannya Rani sedang dalam perjalanan pulang dari melaut. Namun ketika sampai di muara sungai Sampit tiba-tiba datang ombak besar dan menghantam perahu mereka.
Akibat hantaman ombak tersebut air laut masuk ke dalam kapal. Melihat kondisi kapal akan tenggelam korban Reno melompat dan terjun ke laut. Sedangkan Rani berusaha menimba air dalam kapal, namun upayanya gagal dan kapal tenggelam.
Korban Reno tidak muncul lagi sesaat setelah melompat ke laut. Rani berusaha mencari pelampung dan berusaha berenang ke tepian pantai. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke petugas desa setempat dan mencari bantuan untuk mencari korban hilang.
Sementara itu, Kepala Satpolair Polres Kotawaringin Timur Iptu Jaka Waluya mewakili Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel membenarkan telah ditemukannya nelayan korban tenggelam karena kapalnya dihantam ombak besar.
"Alhamdulillah, korban sudah ditemukan. Namun sudah tidak bernyawa. Pencariannya memakan waktu hingga 24 jam," terangnya.
Pencarian korban sempat dihentikan karena ombak laut di sekitar lokasi kejadian cukup besar. Pencarian baru dilanjutkan kembali pada Jumat (10/5) pagi hingga akhirnya korban ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian.
Jaka Waluya mengimbau kepada nelayan untuk waspada dan berhati-hati saat melaut karena sekarang ombak di laut Jawa sedang besar, sehingga sangat membahayakan kapal nelayan yang berukuran kecil.
Pewarta: Kasriadi/Untung Setiawan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019