Tehran (ANTARA News) - Iran dan Sinopec China menandatangani kontrak senilai dua miliar dolar untuk pengembangan ladang minyak Yadavaran, di Iran barat daya, para pejabat mengatakan, Senin. Kementerian perminyakan Iran dan Sinopec menandatangani kesepakatan final proyek Yadavaran, yang merupakan perjanjian pertama untuk basis pendahuluan pada 2004. "Estimasi awal biaya proyek tersebut sekitar dua miliar dan biaya akhir akan diputuskan setelah penawaran tender," kata Menteri Perminyakan Iran, Gholam Hossein Nozari. Ladang ini akan memproduksi 185.000 barel minyak per hari (bph) dalam tujuh tahun ke depan, tambahnya. "Penandatanganan tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kekurangan investasi di Iran dan kami berupaya memperkokoh hubungan ekonomi kami dengan China," kata Nozari kepada XFN-Asia. "Pesan ke dua adalah jika negara-negara lain mau berinvestasi di ladang-ladang minyak dan gas Iran yang besar, mereka tidak akan kehilangan kesempatan," katanya. Kesepakatan itu merupakan salah satu kontrak energi asing terbesar yang ditandatangani oleh Iran, yang memiliki cadangan minyak dan gas terbesar ke dua dunia dan terus berupaya melakukan pengembangan ladang-ladang minyaknya. Kontrak tersebut ditandatangani di Tehran oleh Zhou Baixiu, pimpinan internasional Sinopec, dan Deputi Menteri Perminyakan Iran untuk Urusan internasional Hossein Noghrehkar Shirazi. Sinopec semula meminta tingkat pengembalian 15 persen dari investasinya tetapi Nozari mengatakan ini telah ditetapkan pada 14,98 persen. Namun, ia menambahkan bahwa periode pembayarakan kembali untuk Sinopec tersebut telah diturunkan dari delapan tahun pada perjanjian awal menjadi empat tahun pada kontrak akhir. "Pengembangan tersebut akan dibagi dalam dua tahapan," tambah Nozari. Tahapan pertama akan memproduksi 85.000 barel per hari selama empat tahun dan tahapan ke dua memproduksi 100.000 bph lainnya yang akan berlangsung dalam 36 bulan. Direktur Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) untuk eksplorasi Mahmoud Mohades sebelumnya memperkirakan cadangan ladang Yadavaran pada angka 18,3 miliar barel, estimasi yang dapat diperoleh kembali sekitar 3,2 miliar barel minyak. Perjanjian awal pada 2004 juga menyebutkan pembelian China sebanyak 10 juta ton gas alam cair (LNG) Iran per tahun untuk jangka waktu 25 tahun, dimulai pada 2009. Tetapi Zhou menyatakan bahwa ini belum dalam konrak akhir dan akan didiskusikan kembali pada kesempatan belakangan ini. "China bersedia membeli LNG dari Iran dan kami berharap untuk membicarakan seputar proyek LNG tersebut." Sinopec merupakan mitra utama satu-satunya dan investor di ladang tersebut, namun pengerjaannya akan dilakukan sub-kontraktor, di mana lebih dari setengah di antaranya harus warga Iran. Iran dan China mempunyai hubungan ekonomi signifikan, sementara itu Beijing merupakan importir terbesar ke dua barang-barang Iran setelah Jepang. (*)

Copyright © ANTARA 2007