Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Senin pagi melemah mendekati level Rp9.300 per dolar AS, karena pasar memburu dolar AS mengantisipasi rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan suku bunganya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 10 poin menjadi Rp.9273/9.278 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.263/9.265 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih memburu dolar AS, sehingga menekan rupiah kembali terkoreksi. Namun koreksi harga itu tidak besar karena pelaku lokal berhati-hati dalam bermain di pasar, katanya. Rupiah, menurut dia, berpeluang untuk menguat apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya yang diperkirakan akan turun berkisar antara 25 sampai 50 basis poin. Jadi koreksi harga terhadap rupiah saat ini hanya bersifat sementara, ujarnya. Ia mengatakan The Fed sebenarnya terpaksa menurunkan suku bunganya, karena kondisi ekonomi yang tidak berjalan mulus, namun apabila ekonomi cukup lancar maka The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunganya. Inflasi yang tinggi dan pengetatan penyaluran kredit dan kasus krisis gagal bayar sektor perumahan merupakan mata rantai yang mengakibatkan ekonomi AS tumbuh makin melambat, katanya. Rupiah, lanjut dia, makin tertekan dengan melemahnya pasar saham regional, menjelang The Fed mengadakan pertemuan pada awal pekan ini yang akan memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Para pelaku pasar sebagian besar memfokuskan perhatian terhadap The Fed yang akan menggelar pertemuan Selasa, sehingga aktifitas pasar agak berkurang meski perdagangan di pasar uang tetap berjalan, katanya. Sementara itu, euro stabil pada 1,4653 per dolar AS, dolar AS terhadap yen jadi 111,57 . Dolar AS terhadap yen agak membaik akibat laporan data tenaga kerja AS yang membaik, katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007