Brisbane (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, Selasa (11/12), akan bertolak menuju Bali untuk menghadiri KTT Perubahan Iklim PBB (UNFCCC), di tengah ketidakpastian sikap pemerintahnya apakah akan mendukung atau tidak target pengurangan emisi antara 25 hingga 40 persen pada 2020. PM Rudd seperti dikutip ABC, Minggu, mengatakan perundingan-perundingan untuk mematok target pengurangan emisi gas rumah kaca akan berlangsung "alot dan sulit". Terkait dengan dukungan Selandia Baru pada target pengurangan emisi antara 25 hingga 40 persen pada 2020, PM Rudd yang menerima kunjungan PM Helen Clark di kediamannya di Canberra, Minggu, mengatakan pemerintahnya akan bekerja sama secara erat dengan Selandia Baru. "Kami akan terus saling kontak saat kedua pemerintah menghadapi tantangan perubahan iklim, tantangan yang kami hadapi dalam pertemuan Bali maupun perundingan tentang agenda dua tahun mendatang," katanya. Bagaimana pun, perundingan mengenai agenda pengurangan emisi itu akan berlangsung "alot dan sulit" namun semua dapat diselesaikan melalui kerja sama ketika semua pihak bertemu pada kepentingan bersama, katanya. Mengenai sikap dasar pemerintahnya terkait dengan soal target pengurangan emisi, PM Rudd sebelumnya pernah mengatakan, pemerintahannya hanya akan mematok target yang layak secara ekonomis maupun lingkungan. Namun ia mengecilkan laporan-laporan media yang menyebutkan Australia kemungkinan mendukung target pengurangan antara 25 hingga 40 persen emisi gas rumah kaca hingga tahun 2020. Pernyataan itu disampaikan PM Rudd setelah media setempat memberitakan bahwa delegasi Australia untuk UNFCCC di Bali mengindikasikan dukungan mereka pada target tersebut sebagai dasar bagi putaran perundingan berikut Protokol Kyoto. PM Rudd mengatakan, ia akan mendengarkan saran dari pihak-pihak berkompeten tentang apakah target pengurangan emisi itu sesuai dengan Australia baik secara lingkungan maupun ekonomis. Selama menghadiri UNFCCC itu, di antara anggota kabinet yang ikut dalam delegasinya adalah Menteri Perubahan Iklim dan Air, Penny Wong, Menteri Lingkungan Hidup, Peter Garrett, dan Bendahara Persemakmuran Wayne Swan. Konferensi ke-13 Para Pihak dari Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (Conference of Parties of the United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) yang berlangsung selama 12 hari sejak 3 Desember itu menyusun apa yang disebut "Bali Roadmap" (peta jalan Bali). "Roadmap" tersebut akan menjadi rujukan untuk memulai perundingan bagi putaran aksi internasional untuk merespons perubahan iklim saat target-target putaran pertama di bawah Protokol Kyoto berakhir tahun 2012. Pada 3 Desember lalu, PM Rudd telah resmi meratifikasi Perjanjian Kyoto dengan menandatangani instrumen ratifikasi yang memberikan jalan bagi negara itu menjadi anggota penuh Protokol Kyoto sebelum akhir Maret 2008. (*)
Copyright © ANTARA 2007