Nakhon Ratchasima (ANTARA News) - Meski sudah berusaha sekuat tenaga, tim tenis meja Indonesia gagal mengulang sukses dua tahun lalu, karena hanya bisa meraih satu perak dan tiga perunggu di SEA Games 2007. Ganda putra M. Hussein/Reno Handoyo yang merupakan harapan terakhir Indonesia, di pertandingan final yang berlangsung di Klang Plaza, Nakhon Ratchasima, Minggu, tidak bisa berbuat banyak dan kalah tiga set langsung 8-11, 4-11, 10-12 atas pasangan elit dunia Gao Ning/Yang Zi dari Singapura. Kekalahan tersebut sebelumnya sudah diperkirakan dan Hussein/Reno hanya diharapkan untuk setidaknya membuat kejutan atas pasangan asal Cina yag telah menjadi warga negara Singapura itu. Dengan kekalahan ganda Hussein/Reno, maka berakhir pulalah perjuangan seluruh tim tenis meja karena di nomor lainnya sudah lebih dulu berguguran. Di nomor tunggal putra, Hussein yang merupakan juara bertahan melalui pertarungan ketat dan menegangkan, akhirnya menyerah kepada harapan tuan rumah Puchong Sanguasin 2-3 (11-9, 9-11, 4-11, 13-11,9-11 di pertandingan babak penyisihan. Sebelumnya, tunggal putra Yon Mardiono, tunggal putri Christine Ferliana, Ceria Nilasari dan ganda putri Ceria/Christine juga sudah lebih dulu gugur di babak pendahuluan. Dua tahun lalu di SEA Games 2005 Manila, M. Hussein yang membela klub Surya Kediri itu tampil sebagai juara nomor paling bergengsi tunggal putra setelah di final mengalahkan andalan Filipina Richard Gonzales. Singapura yang dimotori pemain Gao Ning, peringkat 11 dunia dan Li Jiewei (peringkat 6 dunia) diperkirakan tidak akan menemui kesulitan untuk melakukan sapu bersih tujuh medali emas dari cabang tenis meja. Sejauh ini, negara tersebut sudah mengumpulkan empat medali emas, yaitu melalui beregu putra dan putri, serta ganda putra dan putri. Usai kekalahan Hussein/Reno yang merupakan harapan terakhir Indonesia itu, manajer Deddy Kurniawan Wikanta tampak berkaca-kaca dan tidak berkomentar banyak. "Kami mohon maaf karena tidak bisa menenuhi harapan masyarakat Indonesia. Lawan memang terlalu tangguh," katanya. Menurut rencana, tim tenis meja langsung pulang ke Tanah Air, Senin. Sementara itu Hussein yang ditemui usai pertandingan juga mengakui bahwa pasangan Singapura tersebut memang berada setingkat lebih di atas mereka. Pengalaman bertanding di berbagai turnamen internasional juga menjadi salah satu keunggulan pasangan Singapura itu. Menurut mantan petenis meja nasional Diana Wuisan yang ikut menyaksikan pertandingan final itu, para pengurus tenis meja nasional harus segera melakukan evaluasi dan melakukan program yang benar-benar fokus jika tidak ingin gagal lagi di SEA Games 2009 mendatang di Laos. "Menyiapkan tim tidak bisa dalam waktu empat atau lima bulan, tapi melalui proses bertahun-tahun. Harus program yang jelas dan seleksi pemain benar-benar diterapkan secara adil," kata Diana yang juga Ketua Harian Klub Surya Kediri itu, dimana mayoritas atlet nasional berasal. (*)s

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007