Brisbane (ANTARA News) - KBRI Canberra akan membahas masalah teknis rencana repatriasi 16 orang "manusia perahu" asal Indonesia, termasuk 10 orang anak-anak, dengan pejabat kantor imigrasi Australia di Canberra dalam pekan mendatang, kata Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi, Minggu. "Masalah teknis repatriasi ke-16 orang warga kita itu masih harus dibahas lebih lanjut dengan pihak imigrasi Australia. Saya belum bisa pastikan tanggal pertemuannya. Yang pasti dalam pekan mendatang ini," katanya. Pertemuan tersebut penting dilakukan tidak hanya karena masalah teknis repatriasi tetapi juga fakta bahwa pejabat perwakilan RI belum bertemu langsung dengan ke-16 orang asal Pulau Rote itu sejak mereka diselamatkan dan dibawa ke Pulau Christmas, Australia Barat, kata Dino. Sehari sebelumnya, Konselor Fungsi Kekonsuleran KRI Perth Andi Bestari kepada ANTARA News mengatakan, pihaknya siap memberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) kepada 16 orang "manusia perahu" asal Indonesia itu kapan saja kantor imigrasi Australia memintanya untuk keperluan repatriasi mereka ke Tanah Air. "Kita siap memberikan SPLP kapan saja diperlukan. Namun hingga hari ini, kita belum menerima surat permintaan repatriasi dari kantor imigrasi Australia. Hanya saja, KBRI Canberra sudah meminta kita untuk standby (bersiap-siap)," katanya. Andi mengatakan, pihaknya belum tahu apakah ke 16 orang warga Indonesia itu akan dipulangkan ke Indonesia lewat Perth atau daerah mana. "Yang pasti, kami berkoordinasi dengan kantor imigrasi Australia untuk kepentingan repatriasi mereka," katanya. Merujuk pada kasus penahanan beberapa pelaut Indonesia di Broome, Australia Barat, karena terlibat dalam penangkapan ikan secara ilegal, mereka umumnya berada di Broome untuk sementara waktu sebelum kemudian diproses lebih lanjut di Darwin, Northern Territory (NT), katanya. Sehari sebelumnya, Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia Senator Chris Evans mengatakan, pihaknya akan segera memulangkan 16 orang manusia `perahu` asal Pulau Rote yang ditahan di Pulau Christmas, Australia Barat, menyusul rampungnya wawancara dan pemeriksaan kesehatan mereka. "Kementerian saya secara hati-hati menelusuri alasan kelompok ini datang ke Australia," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007