Salah satu faktor yang mempengaruhi harga barang kebutuhan pokok adalah keseimbangan 'supply-demand'...Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan akan memantau harga dan pasokan secara intensif di 205 pasar pada 82 kota pada sembilan hingga sehari menjelang perayaan Idul Fitri, untuk memastikan harga-harga tidak terlalu tinggi .
"Hal ini dilakukan juga dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, Badan Usaha Logistik (Bulog), Satgas Pangan, dan pelaku usaha," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widayanti saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Menurut Tjahja, apabila kondisi pasokan di pasar berkurang atau kosong, Tim Kemendag akan melakukan koordinasi dengan Bulog dan distributor bahan pokok setempat untuk menambah pasokan ke pasar.
"Salah satu faktor yang mempengaruhi harga barang kebutuhan pokok adalah keseimbangan supply-demand, karena itu dalam rangka menjaga stabilitas harga Pemerintah perlu mengawal kecukupan dan kelancaran stok/pasokan di pasar, termasuk melalui Operasi Pasar (OP) apabila diperlukan," paparnya.
Tjahja menjelaskan Koordinator Wilayah dan Koordinator Lapangan Kemendag (Eselon I dan II beserta Tim) bekerjasama dengan dinas provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi perdagangan, Bulog Divre, dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga telah melakukan pemantauan langsung ke lapangan.
Hal tersebut dilakukan dalam rangkaian Rakorda Bapok (bahan pokok) menjelang Puasa dan Lebaran 2019 di 34 ibukota provinsi sejak 10 April hingga 9 Mei 2019.
Hasil pemantauan menunjukkan harga bawang merah, bawang putih, dan cabe cenderung naik. Selain itu, tambahnya, terdapat potensi kenaikan harga daging dan telur ayam ras yang saat ini sudah naik hingga sekitar 10 persen dibanding sebulan sebelumnya.
Baca juga: DPR: Soal kenaikan harga pangan, pemerintah harusnya sudah antisipasi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019