Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat mengevaluasi hasil Ujian Nasional 2019 siswa-siswi SMA/MA yang buruk dan hampir sama dengan tahun sebelumnya.

"Kami akan mencari tahu dulu apa penyebabnya. Dan itu akan dikoordinasikan dengan pihak terkait lainnya," kata Kepala Dikbud NTB, Rusman di Mataram, Kamis.

Berdasarkan data hasil UN yang diterima Panitia UN Provinsi NTB, nilai rata-rata UN siswa-siswi SMA di NTB 44,02 dengan jumlah peserta sebanyak 51.073 orang.

Rata-rata nilai tertinggi UN 2019 adalah 53,59 yang diraih Kota Mataram. Disusul Kabupaten Sumbawa Barat 49,20. Sedangkan rata-rata nilai terendah dari Kabupaten Bima dengan nilai 37,29.

Menurut Rusman, nilai rata-rata hasil UN yang tidak memuaskan tersebut perlu mendapat perhatian serius. Sebab, dengan tidak digunakannya UN sebagai indikator kelulusan membuat siswa tidak maksimal mempersiapkan dirinya.

"UN merupakan alat ukur keberhasilan pendidikan. Kalau tidak ada parameter seperti itu, siapa yang bisa menilai pendidikan itu berhasil atau tidak," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia UN Provinsi NTB, Aidy Furqon, menduga tidak optimalnya siswa dalam mempersiapkan diri karena hasil UN bukan lagi menjadi syarat kelulusan sekolah.

Selain itu, tingkat soal yang diujikan sudah pada tingkat level tinggi.

"Masalah tersebut akan menjadi pertimbangan dan bahan evaluasi bagi kami agar hasil UN di tahun mendatang bisa lebih baik lagi," katanya.

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) NTB, Ermawanti, juga prihatin dengan hasil UN SMA sederajat.

Menurut dia, hasil tersebut jauh dari harapan menuju "NTB Gemilang" jika tidak mendapat perhatian serius dari semua pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

"Kami berharap dengan gubernur dan wakil gubernur yang baru mampu mendongkrak mutu dan kualitas pendidikan di NTB, khususnya hasil UN bisa lebih baik kedepannya," kata Ermawanti.

Pewarta: Awaludin
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019