Kurikulum ini banyak yang mengadopsi dan terbukti efektif. Di Indonesia sendiri, untuk sekolah dengan perjanjian kerja sama atau SPK banyak menggunakan kurikulum ini,
Jakarta (ANTARA) - Penerbit buku Grup Mentari berhasil menjual sebanyak 12 hak cipta buku mata pelajaran pada pelaksanaan London Book Fair yang diselenggarakan di London, pada Maret 2019.
"Pada ajang London Book Fair lalu, kami berhasil menjual sebanyak 12 hak cipta buku pelajaran yakni buku pelajaran bahasa Mandarin untuk siswa sekolah dasar," ujar Direktur Lisensi dan Hak Cipta Internasional Grup Mentari, Natalina H Rimba, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Hak cipta buku mata pelajaran tersebut dibeli oleh lima negara yakni Australia, India, Afrika Selatan, Malaysia, dan Thailand. Sebelumnya, buku mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Sains juga dibeli hak ciptanya oleh penerbit luar negeri.
Menurut dia, pihaknya menggunakan metode Singapura yang terbukti efektif dan komperehensif dalam proses belajar-mengajar.
"Kurikulum ini banyak yang mengadopsi dan terbukti efektif. Di Indonesia sendiri, untuk sekolah dengan perjanjian kerja sama atau SPK banyak menggunakan kurikulum ini," tambah dia.
Ke depan, pihaknya berharap semakin banyak ajang pameran buku internasional yang diikuti Indonesia. Sehingga semakin banyak buku dari penerbit Indonesia dikenal dunia.
Dengan lakunya hak cipta buku mata pelajaran tersebut, lanjut dia itu menunjukkan bahwa buku pelajaran dari Indonesia tidak kalah dari penerbit luar negeri.
Natalina menjelaskan Grup Mentari telah hadir selama 18 tahun di Tanah Air. Perusahaan itu yang memiliki slogan "Bangun Pendidikan, Majukan Bangsa" itu bergerak di sejumlah bidang mulai dari penerbitan, toko buku, peningkatan kompetensi guru, lembaga resmi penyelenggara sertifikasi Cambridge Assesment English, hingga program Bahasa Inggris, Matematika, dan sains dari sejumlah penerbit dunia.
Pewarta: Indriani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019