Stadion tersebut dibangun dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua Rp1,3 trilliun

Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua kini tengah menyelesaikan pembangunan stadion bertaraf internasional untuk menyukseskan penyelenggaraan PON XX pada 2020.

Gubernur Papua Lukas Enembe dalam siaran pers yang diterima ANTARA, di Jayapura, Kamis, mengatakan pembangunan stadion bertaraf internasional ini juga menjadi salah satu komitmen pihaknya untuk membangun infrastruktur dan fasilitas olahraga guna menopang prestasi olahraga di "Bumi Cenderawasih" itu.

"Stadion tersebut dibangun dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua Rp1,3 trilliun," katanya.

Menurut Lukas, stadion yang dibangun di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura ini merupakan stadion nomor dua terbesar di Indonesia setelah Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta.

"Stadion Papua Bangkit memiliki tempat duduk untuk 40.000 penonton dan sesuai dengan standar internasional, yakni memenuhi aturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dengan luas stadion mencapai 71.697 meter persegi di atas lahan 13 hektare," ujarnya.

Ia menjelaskan sedangkan Stadion Gelora Bung Karno memiliki 76.127 tempat duduk. Lukas mengklaim Stadion Papua Bangkit ini merupakan stadion terbaik ke 60 di dunia dan akan menjadi venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada 2020.

"Pembangunan stadion bertaraf internasional tersebut bertujuan juga untuk menjadi pusat pembinaan prestasi olahraga masyarakat Papua di masa mendatang," katanya.

Dia menambahkan pihaknya meminta kepada putra-putri Papua yang telah menjadi mahasiswa supaya belajar dengan baik sehingga ke depan dapat mengelola stadion dan fasilitas olahraga bertaraf internasional yang telah dibangun.

Baca juga: Gubernur Papua pastikan venue PON aman pascabanjir

Baca juga: Masyarakat Papua komitmen PON 2020 berlangsung nyaman dan tenang

Baca juga: Kabupaten/kota penyelenggara PON XX diminta kontrol malaria

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019