"Ekspor sebesar itu mengalami penurunan 9,37 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat mencapai 4,57 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Kamis.
Nilai ekspor pada Januari-Maret 2019 ini berasal dari bahan bakar mineral sebesar 3,82 miliar dolar, terdiri atas ekspor minyak dan gas (migas) tercatat 642,71 juta dolar, kemudian dari komoditas nonmigas yang di dalamnya ada batu bara senilai 3,17 miliar dolar.
Sedangkan komoditas nonmigas di luar bahan bakar mineral antara lain lemak dan minyak hewani atau nabati senilai 177,57 juta dolar, terjadi kenaikan 22,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 144,46 juta dolar.
Kemudian ekspor bahan kimia anorganik senilai 59,36 juta dolar, atau terjadi penurunan 14,65 persen ketimbang periode sebelumnya yang tercatat 69,56 juta dolar.
Selanjutnya ekspor pupuk tercatat 23,9 juta dolar, ekspor bahan kimia organik 19,36 juta dolar, kayu dan barang dari kayu atau arang senilai 28,33 juta dolar, dan ekspor aneka produk kimia senilai 8,96 juta dolar.
Ia melanjutkan, untuk negara tujuan ekspor migas oleh Kaltim pada Januari-Maret 2019 antara lain ke Jepang senilai 452,28 juta dolar, terjadi kenaikan 1,14 persen ketimbang periode sebelumnya yang tercatat 447,17 juta dolar.
Ekspor ke Tiongkok senilai 125,22 juta dolar, terjadi kenaikan cukup signifikan hingga 56,38 persen ketimbang periode sebelumnya yang hanya tercatat 80,07 juta dolar.
"Untuk ekspor nonmigas antara lain ke India senilai 955,28 juta dolar, Tiongkok sebesar 769,34 juta dolar, Jepang 340,43 juta dolar, Taiwan 244,07 juta dolar, Filipina 217,98 juta dolar, Malaysia 257,67 juta dolar, dan ekspor nonmigas ke Thailand senilai 127,79 juta dolar," kata Atqo.
Baca juga: Februari, nilai ekspor Kaltim 1,18 miliar dolar
Baca juga: BPS: Ekspor migas terbesar Kaltim ke Jepang
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
