Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan depan diperkirakan menguat, terdorong perkiraan turunnya suku bunga "The Fed". "Indeks pada pekan depan masih akan bergerak fluktuatif, namun cenderung menguat terdorong oleh perkiraan akan diturunkannya suku bunga `The Fed`," kata Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Menurut Luki, dari beberapa pernyataan Federal Reserve (bank sentral AS) terkait dengan pelambatan pada perekonomiannya, tampaknya perlu dilakukan penurunan suku bunga kembali yang akan ditetapkan pada sidang Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 11 Desember. Dia memperkirakan indeks akan bergerak pada kisaran 2.800 hingga 2.850. "Kayaknya indeks akan bergerak pada kisaran sempit antara 2.800-2.850," katanya. Selain itu, tambah Luki, sentimen luar, bursa regional juga masih akan mempengaruhi pergerakan indeks BEI. Pada pekan ini IHSG ditutup di 2.778,947 atau mengalami kenaikan sebesar 90,615 poin (3,37 persen) dibanding penutupan pada pekan sebelumnya di 2.688,332. Sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan ditutup menguat 21,041 poin (3,55 persen) menjadi 612,914 dibanding pada pekan sebelumnya yang berada di posisi 591,873. Indeks BEI pada pekan ini selama empat hari berturut-turut memecah rekor baru dan baru ditutup aksi ambil untung. Kenaikan indeks BEI pada pekan ini lebih digerakkan oleh saham-saham yang sensitif suku bunga, seperti perbankan, properti, kontruksi dan otomotif, karena ekspektasi penurunan BI-rate. Pergerakan positif ini diteruskan setelah Bank Indonesia yang telah menurunkan BI-rate sebesar 25 basis poin menjadi 8 persen langsung disambung positif pelaku pasar, sehingga indeks BEI sempat menembus level 2.800. Namun level 2.800 ini tidak bertahan lama karena aksi ambil untung dan pengaruh negatif bursa regional yang juga mengalami koreksi setelah bergerak positif hampir sepanjang pekan ini. "Aksi ambil untung ini biasanya hanya bersifat sementara saja, dan diharapkan pekan depan kembali menguat, walaupun masih bergerak fluktuatif," tambah Luki. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007