Jakarta (ANTARA) - Dokter tim Bhayangkara FC Alfan Nur Ashyar mengatakan, latihan di malam hari menjadi program terbaik untuk pemain skuat berjuluk The Guardian itu selama bulan puasa.
Dikutip dari laman resmi Bhayangkara di Jakarta, Kamis, fisik pemain dianggap dalam kondisi terbaik usai mendapatkan nutrisi dan energi dari asupan makanan saat berbuka puasa.
"Jadi kami berlatih mulai pukul 20.00 WIB," ujar Alfan.
Menurut Alfan, sejatinya bisa saja Bhayangkara FC menerapkan latihan pada pagi atau sore hari.
Akan tetapi, kebijakan itu cukup berisiko dan dapat menimbulkan efek negatif ke pemain.
"Latihan di pagi hari sebenarnya bisa dilakukan karena kalori yang ada masih sangat cukup untuk latihan. Akan tetapi, setelah itu tubuh pemain memerlukan waktu lama untuk mendapatkan kembali nutrisi dan cairan sampai saat berbuka," tutur Alfan.
Sementara latihan di sore hari menjelang berbuka dapat menimbulkan cedera. Kondisi atlet tidak bugar karena sudah berpuasa selama sekitar setengah hari.
"Saat itu kadar glukosa darah dalam kondisi rendah. Ini dapat membuat atlet kurang bertenaga, malas dan tidak konsentrasi. Kalau sudah begitu harus waspada cedera," kata Alfan.
Bhayangkara FC akan menjalani setidak-tidaknya tiga laga Liga 1 Indonesia 2019 di bulan puasa.
Laga perdana juara Liga 1 2017 ini di Liga 1 2019 adalah menghadapi tuan rumah Borneo FC pada Kamis (16/5).
Baca juga: Penyerang Bhayangkara FC puji kinerja pelatih Alfredo Vera
Baca juga: Manajer Bhayangkara minta polisi periksa laga timnya versus PSM
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019