Solo (ANTARA) - Dog Meat Free Indonesia (DMFI) meminta Pemerintah Kota Surakarta segera menyikapi perdagangan daging anjing yang ada di Kota Solo untuk mengantisipasi penyebaran virus rabies.
"Perdagangan daging anjing di Kota Solo sudah masuk dalam tahap yang mengkhawatirkan. Kurang lebih 500 ekor anjing didatangkan dari luar Solo setiap bulannya," kata perwakilan DMFI Mustika saat mendatangi Kantor DPRD Surakarta, Kamis.
Ia mengatakan dari investigasi yang dilakukan diperoleh hasil bahwa anjing-anjing tersebut didatangkan dari Jawa Barat dan dipasok ke beberapa lokasi di Kota Solo, salah satunya Mojosongo.
Menurut dia, pelarangan pedagangan daging anjing tersebut penting karena anjing-anjing yang masuk ke Jawa Tengah, salah satunya Solo belum dipastikan kesehatannya.
"Sebelum adanya korban dari virus rabies akibat mengkonsumsi daging anjing, harapan kami Pemkot sudah lebih dulu melakukan pencegahan," katanya.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan (Dispertan KPP) Kota Surakarta Weni Ekayanti mengatakan secara rutin sudah melakukan pemeriksaan terhadap anjing yang masuk ke Kota Solo.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan terutama terhadap anjing-anjing yang tidak memiliki surat," katanya.
Ia mengatakan pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memastikan kesehatan anjing-anjing, baik anjing ras maupun lokal. Dari hasil pemeriksaan, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya kasus rabies.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi IV DPRD Surakarta Paulus Haryoto memastikan akan mengakomodasi masukan dari pencinta anjing dan kucing tersebut.
"Mengenai aturan untuk melarang perdagangan daging anjing, kami akan mempelajari terlebih dahulu karena ini berkaitan dengan landasan hukum, harus ada regulasi di atas aturan yang akan kami buat," katanya.
Baca juga: Diskusi perdagangan daging anjing digelar di Bali
Baca juga: Taiwan larang konsumsi daging anjing dan kucing
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019